Dr. Tharakorn Wusatirakul, dari Senat Thailand, menegaskan hubungan kuat antara Tiongkok dan Thailand. Dia melihat pertukaran tata kelola negara sebagai pendorong hubungan yang saling menguntungkan.
Prof. Dr. Chairy, dalam sambutannya, memuji kontribusi Tiongkok dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan mengharapkan terusnya kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan pendidikan.
Dr. Wirun Phichaiwongphakdee, dari Asia-Pacific Think Tank, menyoroti inisiatif Presiden Xi Jinping untuk membangun "Satu Sabuk Satu Jalan" dan prestasi besar dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan ASEAN-Tiongkok.
Gu Qiucheng dari Perusahaan Huadian Boya Indonesia menekankan komitmen perusahaan dalam proyek Boya, yang selain meningkatkan infrastruktur juga memberikan kontribusi sosial, termasuk pelatihan teknis dan bantuan penanggulangan bencana.
Dalam forum meja bundar media dan wadah pemikir, perwakilan dari politik, media, dan perusahaan membahas pencapaian Komunitas ASEAN-Tiongkok dan merumuskan visi bersama untuk masa depan.
Dr. Guo Yanjun menyebutkan bahwa Tiongkok dan Indonesia mempraktikkan prinsip konsultasi ekstensif, kontribusi bersama, dan manfaat bersama, yang telah menjadi contoh penting dalam kerja sama internasional, terutama dalam inisiatif monumental "Belt and Road".
Pentingnya kerjasama erat untuk mempertahankan status sentral ASEAN dan mendukung reformasi sistem pemerintahan global ditekankan.
Dr. Harryanto Aryodiguno menyampaikan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok, bersama-sama memperdalam integrasi rantai industri dan pasokan.
Kesuksesan dalam proyek "Koridor Ekonomi Komprehensif Regional" dan "Dua Negara Dua Taman", terutama dalam kerja sama kendaraan energi baru, mencerminkan komitmen keduanya terhadap perkembangan ekonomi.
Editor : Ali Masduki