get app
inews
Aa Text
Read Next : Rayakan 70 Tahun Diplomasi Indonesia-Finlandia, Nola Learning Center Gelar Acara JOY of LEARNING

Ngeri! Gara-Gara Hamil Duluan, Jumlah Janda Usia Sekolah di Jatim Capai 800 Orang

Kamis, 01 Februari 2024 | 07:53 WIB
header img
Ilustrasi- Hamil Duluan yang bisa menjadikan Jumlah Janda Usia Sekolah di Jatim bertambah. Foto iNewsSurabaya/tangkap layar

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur serius menangani fenomena Janda Usia Sekolah (JUS). Tercatat, jumlah janda yang masih usia sekolah mencapai 800-orang, mereka menikah karena hamil duluan

Fakta ini menjadikan BKKBN PR yang sangat berat, karena BKKBN mengharapkan turunnya praktik pernikahan dini bisa dilakukan di masyarakat. Kenyataannya JUS  justru meningkat.

Kepala Perwakilan BKKBN, Maria Ernawati, mengungkapkan permasalahan ini dalam sebuah talkshow bertema "Ibu Sehat Cegah Stunting" di Surabaya. Dia menyoroti tingginya angka perceraian, terutama perceraian usia muda, yang meninggalkan sejumlah besar Janda Usia Sekolah.

Menurut Erna, upaya pencegahan lahirnya bayi stunting harus dimulai dengan memastikan calon ibu sehat dan memperhatikan asupan gizi selama kehamilan. Namun, keterkaitan antara pernikahan dini dan tingginya angka perceraian menjadi kendala utama.

"Data terbaru menunjukkan bahwa  Janda Usia Sekolah atau JUS di bawah usia 15 tahun mencapai sekitar 800-an, sementara JUS usia 15 hingga 19 tahun mencapai kurang lebih 1500-an. Mereka terjerat dalam pernikahan dini karena kehamilan yang tidak diinginkan, dan setelah melahirkan, banyak di antara mereka harus menghadapi kenyataan perceraian," ungkapnya.

Salah satu dampak negatif pernikahan dini, jelas Erna, adalah potensi perceraian yang tinggi. Sebab, mempelai yang masih berusia muda atau masih usia sekolah ini, memiliki tingkat emosi yang masih labil dan belum dewasa. 

"Kehamilan yang terjadi pada remaja sangat berpotensi terjadinya kelahiran stunting, " imbuhnya. 

Erna menambahkan untuk itu, melalui program preventif dari hulu juga menjadi program strategis BKKBN sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting di Jawa Timur. 

Ditempat yang sama, Ketua Kelompok Kerja Insan Jurnalistik Keluarga Berencana (Pijar) Jatim, Siska Prestiwati Wibisono mengatakan melihat tingginya data pernikahan dini dan tingginya angka perceraian maka Pijar Jatim tergerak untuk bisa memberikan edukasi kepada remaja mengenai kesehatan reproduksi sebagai bentuk preventif dari hulu. 

"Di Tahun 2023 kemarin, kami telah melakukan kegiatan Pijar Jatim Goes to School, dengan melibatkan 600 pelajar MAN Kota Surabaya dan 1000 pelajar SMKN Surabaya. Para pelajar ini mendapatkan edukasi kesehatan reproduksi serta resiko yang akan dihadapi bila menjalani pergaulan bebas," paparnya.

Tidak hanya memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi saja, kegiatan Pijar Jatim Goes to School ini juga dilakukan deklarasi stop pernikahan dini agar para pelajar berani mengatakan tidak pada praktik pernikahan dini dengan menjalani pergaulan sehat dan merencanakan kehidupan mereka untuk masa depan.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut