Sebagai daerah bekas kerajaan ternyata perempuan cukup memiliki peran yang luar biasa di Kota Mojokerto. Tak hanya Wali Kotanya saja yang perempuan saat ini, namun sisi lain di Bumi Mojopahit daerah perkotaan ini juga banyak dihiasi perempuan yang unggul 4 persen dibanding jumlah laki-laki.
"Jumlah perempuan Kota Mojokerto berdasarkan pendataan 2021 yang dilaksanakan ada sebanyak 52 persen. Artinya jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Saya kira ini sama oleh data yang dirilis dari BPS Jatim untuk jumlah perempuan yang ada di Jatim," terang Ning Ita.
Selain itu menurut dia usia harapan hidup perempuan Kota Mojokerto juga lebih lama 7 tahun dibandingkan laki-laki. "Artinya kita ini lebih berumur panjang dibandingkan pria," tegas Ning Ita.
Dengan semakin panjangnya harapan hidup ini dia ingin perempuan semakin berdaya guna. Dan bukan sebaliknya panjang umur namun menjadi beban.
Maka berdasarkan data itu Pemkot Mojokerto yang dia pimpin dalam mengatur APBD juga sangat memperhatikan masalah gender ini.
"Artinya setiap tahun dalam anggaran APBD kami sudah memprioritaskan dalam rangka pembangunan berbasis gender dan kaum minoritas bisa dilihat," lanjutnya.
Kemudian Ning Ita menyinggung bahwa di tahun 2021, Pemkot Mojokerto sudah meraih penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
"Kami tentu sangat mengupayakan dalam program pembangunan. Bahwa pembangunan ini lebih utamakan perempuan karena jumlah lebih banyak dan usia lebih panjang. Maka harus memiliki kemandirian ekonomi yang dilandasi dengan pendidikan dan kesehatan," tutur istri dari Supriyadi Karima Saiful ini.
Selain itu Ning Ita menjabarkan tentang dua indikator yang dirilis oleh BPS. "Ada dua indikator yang dilakukan oleh pemerintah. Yang pertama adalah IPG (Indeks Pembangunan Gender) dan IDB (Indeks Pemberdayaan Gender).
"IPG ini mencapai ukuran kualitas. Tidak sakitan, kemudian secara ekonomi miliki kemandirian tak bergantung pada orang lain," bebernya kembali.
Demikian halnya tentang pendidikan. Meskipun tak harus dengan memiliki titel panjang. Yang kedua jelas Ning Ita lagi adalah IDB. "Ini melihat sejauh mana kesetaraan gender. Dalam dunia ekonomi, pengambil keputusan dan politik," tegas dia.
Dan data yang dirilis oleh BPS bahwa IPG dan IDB Kota Mojokerto jauh melesat tinggi dibanding Jatim. Tahun 2021 Jatim baru diatas 91,7 persen untuk IPG, sementara Kota Mojokerto sudah 93,2 persen. Dan untuk IDB Jatim masih 73,03 persen, sementara Kota Mojokerto sudah 90,5 persen.
Editor : Arif Ardliyanto