SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengumumkan serangkaian langkah ambisius untuk mempercantik kota lama, terutama kawasan wisata religi Sunan Ampel. Dari pembangunan gapura yang megah hingga pendirian museum di Langgar Gipo, rencana tersebut dirinci setelah kerja bakti massal bersama ribuan pegawai Pemerintah Kota Surabaya.
"Minggu lalu, kami berkumpul di sepanjang Jalan Kalimas Timur untuk membersihkan dan membawa semangat baru ke kawasan ini," ungkap Wali Kota Eri sambil menyoroti pentingnya Masjid Serang dan Langgar Gipo sebagai situs bersejarah yang perlu diperhatikan.
Upaya ini bukan hanya tentang memperbaiki infrastruktur, tetapi juga tentang memperkuat identitas sejarah Surabaya. "Kami ingin memastikan bahwa setiap pengunjung ke kota lama dapat menikmati keindahan dan memahami sejarah yang kaya di kawasan Ampel," tambahnya.
Salah satu rencana paling menarik adalah pendirian museum di Langgar Gipo. Dengan menempatkan museum ini di lantai dua, Wali Kota Eri berharap untuk mengabadikan warisan sejarah Surabaya dan memberikan pengalaman mendalam kepada pengunjung tentang perjalanan kota ini dari masa ke masa.
Tidak hanya itu, tetapi rencana juga termasuk penghubungan antara Masjid Serang dan Langgar Gipo. "Kami berencana untuk mengintegrasikan semua elemen di kawasan ini, termasuk infrastruktur listrik, untuk menciptakan pengalaman yang lebih menyeluruh bagi pengunjung," jelasnya.
Dengan semangat yang kuat dan visi yang jelas, Surabaya sedang menuju masa depan yang lebih cerah dan menarik bagi penduduk lokal dan pengunjung dari luar kota.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga menyatakan saat ini tengah berdiskusi dengan Tim Cagar Budaya dan beberapa tokoh masyarakat setempat. Diskusi tersebut terkait dengan rencana pembangunan gapura kawasan wisata religi Ampel sebagai simbol yang memiliki nilai sejarah dan budaya.
"Gapura kawasan Ampel itu saya letakkan nanti di sepanjang KH Mas Mansyur. Mulai dari Jalan Sasak, sampai dengan bundaran yang dari keluar-masuk tol. Jadi kita tata di sana," ungkap dia.
Selain memperbaiki bangunan-bangunan sejarah, Wali Kota Eri juga tidak melupakan nasib para pedagang dan warga yang ada di kawasan Ampel dan Kalimas Timur. Karenanya, ia akan menata UMKM dan para pedagang yang ada di bantaran sungai. Nantinya, para pedagang akan ditempatkan rapi di sentra kuliner eks Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian yang saat ini dalam proses perbaikan.
"Juga nanti yang di depan (parkir bus wisata religi Ampel) yang tempat jual itu, nanti juga kita bongkar. Jadi dari depan akan kelihatan betul bahwa di sini adalah tempat dari pedagang - pedagang yang ada di sekitar Ampel," katanya.
Di samping itu, Wali Kota Eri juga concern terhadap kawasan di sepanjang Jalan Kalimas Timur. Sebab, ketika berkeliling di kawasan itu, ia menjumpai banyak truk trailer yang terparkir di pedestrian jalan. Hal itu membuat jalan kurang nyaman dan mengganggu aktivitas warga setempat.
"Saya berharap semua investor di Surabaya silahkan (investasi), tapi ketika punya pabrik ya harus punya tempat parkir, jangan diparkir di jalan. Kasihan warga saya yang tertutup," tegasnya.
Di akhir, Wali Kota Eri mengucapkan terima kasih kepada semua tokoh masyarakat, RT/RW di kawasan Ampel yang telah bekerja sama dalam memperbaiki lokasi tersebut. Ia berharap, kawasan ini bisa menjadi wisata religi yang sekaligus mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.
"Saya matur nuwun (terima kasih) kepada semua tokoh masyarakat yang ada di kawasan Ampel, seluruh RT dan RW yang terus berjibaku dan menggerakkan bersama," pungkasnya
Editor : Arif Ardliyanto