get app
inews
Aa Read Next : Rayakan 70 Tahun Diplomasi Indonesia-Finlandia, Nola Learning Center Gelar Acara JOY of LEARNING

Atasi Masalah Stunting, Peran Perangkat Desa Sangat Dibutuhkan

Kamis, 10 Februari 2022 | 08:34 WIB
header img
Penyerahan bantuan secara langsung terhadap warga yang Stunting. (Foto: Markus)

SURABAYA, iNews.id -Stunting atau gizi buruk masih menjadi pemasalahan di Indonesia. Untuk mengatasinya, dibutuhkan kerjasama yang massif dari seluruh lapisan masyarakat. Terutama para perangkat desa hingga tingkat RT/RW.

"Peran serta tingkat Rukun Warga (RW) sebagai fasilitator yakni SDM perlu membantu keluarga dalam membantu meringankan warga jika mengalami stunting," kata Agoes Irian.

Ketua RW 08, Kelurahan Rungkut Kidul Kecamatan Rungkut Kota Surabaya itupun gerak cepat mengkoordinir para Ketua RW di wilayahnya.

Ia memberikan bantuan secara langsung terhadap warga yang Stunting. Dana bantuan untuk Stunting diserahkan ke Lurah Rungkut Kidul, Nurnaning Kusumafitri, yang didampingi Kasi Kesra, Jamili Muhtasor di ruang Lurah Rungkut Kidul, Surabaya pada Jumat (03/02/2022).

Agoes menuturkan, issu stunting ini biasanya hanya diselesaikan oleh dinas kesehatan dibawah Kemenkes saja. Padahal, kata dia, masalah ini juga berpengaruh pada sosial masyarakat. 

"Tingkat RW perlu terlibat dalam mengembangkan strategi pemerintah karena isu stunting tidak hanya persoalan kesehatan saja melainkan isu ini juga disebabkan dari masalah sosial," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menjelaskan, anggaran tersebut lebih rendah ketimbang tahun 2021 lalu yang sebesar Rp 35 triliun.

Penurunan anggaran tersebut karena dilakukan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.

Untuk diketahui, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, ditetapkan target penurunan prevalensi stunting dari 24 persen menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

Artinya, setiap tahun, target capaian penurunan stunting sebesar 3 persen.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pun mengatakan optimistis bisa mencapai target penurunan stunting sebesar 3 persen tersebut dengan alokasi anggaran yang sebesar Rp 25 triliun.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut