SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS), di 11 kabupaten/kota di Jawa Timur (Jatim), pada Februari 2024 terjadi inflasi secara tahunan (yoy) sebesar 2,81 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,03 pada Februari 2023 menjadi 105,93 pada Februari 2024.
Komoditas yang dominan berkontribusi terhadap inflasi antara lain, beras sebesar 0,87 persen, daging ayam ras sebesar 0,19 persen, cabai merah sebesar 0,15 persen, tomat sebesar 0,13 persen, bawang putih sebesar 0,12 persen, Sigaret Kretek Mesin (SKM) sebesar 0,08 persen, telur ayam ras dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) masing-masing sebesar 0,04 persen,
tahu mentah sebesar 0,03 persen, kentang, Sigaret Putih Mesin (SPM), ikan mujair, dan udang basah yang masing-masing sebesar 0,02 persen, serta jeruk, air kemasan, semangka, jagung manis, tempe, dan wortel yang masing-masing sebesar 0,01 persen.
“Sedangkan komoditas yang dominan berkontribusi terhadap deflasi cabai rawit sebesar 0,09 persen, bawang merah sebesar 0,08 persen, minyak goreng sebesar 0,03 persen, ikan tongkol/ikan ambu-ambu sebesar 0,02 persen, serta tongkol diawetkan sebesar 0,01 persen,” kata Kepala BPS Jatim, Zulkipli, dalam rilisnya, Jumat (1/3/2024).
Kelompok lain yang turut menyumbang inflasi antara lain, pakaian sebesar 2,07 persen dan alas kaki sebesar 3,94 persen, jasa kesehatan lainnya sebesar 6,07 persen, pembelian kendaraan sebesar 1,80 persen, pendidikan tinggi sebesar 1,89 persen dan jasa pelayanan makanan dan minuman yang mengalami inflasi 2,20 persen.
Pada Februari 2024, seluruh kota IHK di Provinsi Jatim yang berjumlah 11 kabupaten/ kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 4,62 persen dengan IHK sebesar 108,32 dan terendah terjadi di Jember sebesar 2,22 peren dengan IHK sebesar 105,70.
Editor : Arif Ardliyanto