SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Produksi padi di Provinsi Jawa Timur (Jatim) sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 9,71 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Jumlah itu naik 184.150 ton GKG atau 1,93 persen dibandingkan 2022 yang sebesar 9,53 juta ton GKG.
Produksi padi tertinggi pada 2023 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 2,11 juta ton GKG. Sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sekitar 0,32 juta ton GKG. Jika ditinjau menurut Subround selama tahun 2023, maka terjadi kenaikan produksi padi pada Subround Mei−Agustus 2023 dan September−Desember 2023.
“Yaitu masing-masing 179.590 ton GKG (5,88 persen) dan 46.500 ton GKG (2,53 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Zulkipli, dalam rilisnya, (1/3/2024).
Kenaikan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya kenaikan produktivitas padi pada Subround Mei−Agustus 2023 dan September−Desember 2023, serta kenaikan luas panen padi pada Subround Mei−Agustus 2023 sebesar 13.830 hektare (2,39 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Di sisi lain, penurunan produksi padi hanya terjadi pada Subround Januari−April 2023. Yaitu sekitar 0,04 juta ton GKG (0,90 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022. Pada Januari 2024, produksi padi diperkirakan sebesar 267.400 ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2024 mencapai 3,62 juta ton GKG.
“Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 3,89 juta ton GKG. Jumlah ini turun sekitar 706.690 ton GKG (15,38 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 4,59 juta ton GKG,” imbuh Zulkipli.
Persentase penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2023 terjadi di beberapa wilayah seperti Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Kediri. Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami persentase peningkatan produksi padi yang cukup besar, misalnya Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Nganjuk.
Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2023 adalah Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Bojonegoro. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Blitar.
Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2024, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2024 adalah Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Jember. Sementara itu, tiga kabupaten/ kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kota Blitar, Kota Mojokerto, dan Kota Batu.
Potensi persentase penurunan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari– April 2024 dibandingkan Subround yang sama pada 2023 terjadi di Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Blitar. Sementara itu, potensi persentase kenaikan produksi padi pada Subround Januari–April 2024 yang cukup besar terjadi di Kota Kediri, Kota Pasuruan, dan Kota Malang.
Editor : Arif Ardliyanto