SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Perebutan kursi DPR mulai berubah, dengan banyak incumbent yang berguguran. Nama-nama fenomenal seperti Mantan Wali Kota Surabaya, Bambang DH, kini terancam oleh pesaing-pesaing tangguh seperti Puti Guntur Soekarno dan Indah Kurnia.
Dalam data dari website resmi pemilu, Puti Guntur Soekarno dari PDI Perjuangan memimpin dengan suara tertinggi, sementara Bambang DH hanya menempati peringkat ketiga. Hal ini membuatnya terancam gagal maju ke senayan jika partainya hanya mendapatkan jatah dua kursi.
Sementara itu, persaingan di Dapil 4 Surabaya semakin sengit, di mana istri Bambang DH, Dyah Katarina, juga terancam oleh Arjuna Rizky, anak dari Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Perolehan suara keduanya terus meningkat, menciptakan ketegangan di antara para kandidat.
Arjuna Rizky, dengan dukungan dari ayahandanya, telah meraih dukungan yang kuat dari masyarakat. Dia menyatakan bahwa semangat politiknya terinspirasi oleh ayahnya sendiri, yang telah menjadi panutan baginya dalam berpolitik.
Suara anak dari orang nomor dua di Surabaya - Arjuna Rizky - mencapai 1.838 per 3 Maret pada pukul 11.05 WIB. Di laman rekapitulasi KPU, Dyah terpantau memeroleh 1.331 suara.
Arjuna Rizky anak dari Wakil Wali Kota Surabaya Armuji cukup masif turun ke masyarakat di Dapil 4. Arjuna menyatakan bahwa sosok ayahandanya itu menjadi spiritnya dalam berpolitik. "Orang tua selalu jadi tempat penyemangat," kata Arjuna.
Dyah Katarina sendiri saat ini duduk di Komisi D DPRD Surabaya. Dyah tercatat sebagai alumnus Universitas Airlangga. Politikus PDI Perjuangan itu mengambil jurusan psikologi dan alumnus tahun 1986.
Saat kuliah, Dyah sempat menunda masa studinya hingga 15 semester. Pada saat itu ia mengemban kewajiban sebagai istri dari Bambang Dwi Hartono, Wakil Wali Kota Surabaya periode 2010 hingga 2013. Dyah juga sempat maju mencalonkan Wali Kota Surabaya pada 2020 lalu.
Dyah aktif sebagai ketua Paguyuban Bunda Pos PAUD Terpadu Kota Surabaya. Banyak dukungan dari bunda PAUD kepada dirinya untuk maju sebagai calon wali kota. Dia juga memiliki jaringan kuat di PKK Surabaya.
Editor : Arif Ardliyanto