SURABAYA, iNews.id – Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) melaunching dua program peminatan baru. Yakni Green Materials Business and Technology, serta Food Process Engineering.
Acara launching ini juga diwarnai dengan kegiatan Talk show “The Roles of Food Process Engineering and Green Materials in Sustainable Livelihood” di Perpustakaan lantai 5, Kampus II Universitas Surabaya Tenggilis.
Talk show ini bertujuan untuk membahas mengenai peluang, permasalahan, dan potensi terkait dua program peminatan baru tersebut.
Hadir sebagai pembicara sore hari Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng., Ph.D. selaku Plt Kepala Pusat Riset Metalurgi dan Material BRIN, Putu Doddy Sutrisna, Ph.D. selaku Ketua Prodi Teknik Kimia Ubaya, Djunaidi Halim selalu Senior GM R&D Garuda Food Group, dan Hendry Pranadjaja Oeswadi selaku Plant Manager at Heinz ABC Indonesia.
Hadirnya dua program baru ini juga dimaknai sebagai kepekaan Ubaya untuk menciptakan program peminatan baru yang relevan dengan isu masa kini.
“Inovasi Fakultas Teknik melalui pembukaan program baru bertujuan menyelaraskan kapasitas dan kepakaran sumber daya yang ada dengan apa yang sedang menjadi global pressing matters,” ungkap Ir. Eric Wibisono, Ph.D., IPU., selaku Dekan Fakultas Teknik Ubaya.
Adaptasi terhadap cepatnya perubahan ini pun juga didukung oleh pimpinan Universitas, Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T., selaku Rektor Ubaya.
“Perlu adanya upaya untuk mengantisipasi perubahan tersebut serta tuntutan di masa depan dan berinovasi dalam berbagai aspek, termasuk program atau program studi. Ubaya ingin agar program yang ditawarkan tetap baru dan relevan dengan kebutuhan saat ini dan masa depan,” imbuhnya.
Green Materials Business and Technology, Mengapa Perlu Diangkat?
Bahasan mengenai Green materials atau disebut dengan material hijau mencakup tentang sumber material yang renewable, proses produksi yang ramah lingkungan, proses logistik yang efisien (sehingga tidak berpotensi membuang banyak karbon), lalu minim tidaknya limbah hasil produksi yang dapat mendukung penghematan energi.
“Teknik kimia berkontribusi untuk melakukan pendekatan pada material hijau,” ungkap Putu Doddy.
Prof. Dr. Nurul Taufiqu menjelaskan mengenai nanoteknologi. Prof Nurul pun menjelaskan terkait peran nanotechnology dalam penciptaan green materials serta implikasi masa depan ataupun peluang bisnis yang bisa didapatkan.
“Bisa dikatakan berbagai teknologi Green Materials Business and Technology dan Food Process Engineering ke depannya sangat berkaitan dengan peluang dan tantangan nanoteknologi,” ujarnya.
Food Process Engineering, Optimasi Proses Pembuatan Makanan Skala Besar
Food Process Engineering berkaitan dengan adanya urgensi untuk melakukan optimasi proses pembuatan makanan skala industri. Contohnya, membuat biskuit satu piring, berbeda dengan membuat biskuit satu ton dan hal itu diungkap Putu memiliki perlakuan dan proses berbeda yang diberikan.
Djunaidi Halim dan Hendry Pranadjaja Oeswadi berbagi cerita mengenai pengalaman serta tantangan pada industri pangan di masa kini dan di masa depan, serta kaitannya dengan menjadi engineer di bidang Teknik Kimia, khususnya dalam bidang teknologi pangan.
“Sumber energi bahan bakar akan menyusut. Ini tantangan kedepan,” terang Hendry.
Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk menciptakan proses yang efisien dan berkelanjutan dalam proses membuat makanan yang merupakan tugas dari food process engineer.
Melalui launching program baru ini, diharapkan Ubaya semakin dapat berkontribusi terhadap masyarakat, khususnya siswa-siswi SMA.
Editor : Ali Masduki