SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Selesai sudah, perhitungan kursi senator pada tingkat nasional. Sesuai yang sudah berkembang sebelumnya, tiga besar pendatang baru DPD RI adalah Taj Yasin, Komeng, dan Lia Istifhama.
Masing-masing memperoleh suara, yaitu Gus Yasin memperoleh suara tertinggi dengan raihan 3.821.699 suara dari Jawa Tengah, disusul Komeng yang meraup 3,2 juta dari pemilihan Jawa Barat, dan Dr. Lia Istifhama yang meraih 2.739.123 dari dapil Jawa Timur.
Menjadi urutan ketiga nasional dalam kategori pendatang baru, ternyata sama nasib di Jatim.
Aktivis cantik itu sukses meraih urutan ketiga setelah petahana, yaitu Ahmad Nawardi dengan raihan 3.281.105 suara dan La Nyalla Mattalitti yang meraih suara 3.132.076.
Akrab disapa ning Lia, keponakan Khofifah Indar Parawansa ini dikenal sebagai sosok humble. Ia pun cukup dekat dengan kawan media. Tak ayal, mengulik profil maupun program kerjanya kelak, bukan hal yang sulit.
Salah satunya ketika ia ditemui setelah menghadiri acara santunan Ramadlan yang rutin diselenggarakan oleh Ketua Umum Muslimat, Khofifah Indar Parawansa. Secara lugas, ia pun menerangkan program kerja yang optimis bisa ia wujudkan melalui kursi senator.
“Insya Allah program besar atau big agenda saya adalah menggaungkan ‘Peran CANTIK Kaum Perempuan, Jembatan Go Internasional’,” tegasnya, Minggu (17/3/2024).
Secara detail, aktivis cantik asal Wonocolo Surabaya itu pun menjelaskan maksud tujuannya.
“Saya menyebut kata peran CANTIK dan kata go Internasional, bukan tanpa alasan. Pertama, kata CANTIK adalah padanan dari kata Cerdas, Inovatif, Kreatif, yang mana kata ini seringkali saya lontarkan di berbagai forum ketika saya menjalankan peran sebagai aktivis perempuan. Saya yakin ini sangat mampu diwujudkan karena perempuan memiliki tanggung jawab tinggi dalam menjalankan sebuah peran atau amanah," ujarnya.
“Kita bicara secara blak-blakan ya, bahwa kaum perempuan selalu mampu mendedikasikan waktu secara optimal dalam perannya sebagai ibu, istri, dan wanita pekerja yang secara nyata membantu suami dalam mencari rezeki halal. Dan menariknya, perempuan selalu mampu mengkombinasikan kecerdasan dengan inovasi maupun kreasinya menciptakan keharmonisan rumah tangga di sela kesibukannya di ranah publik," lanjutnya.
Bukan hanya menjabarkan peran CANTIK, ning Lia juga menjabarkan makna kata go Internasional. Tak disangka, ia justru menyebut nama Khofifah.
“Nah, kalau kata go internasional, saya 1000 persen ini terinspirasi penuh dari sosok bunda Khofifah, ibu kita semua. Beliau melalui amanah sebagai Ketua Umum Muslimat, sangat sukses memperluas jejaring internasional, salah satunya melalui terbentuknya Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) lintas negara. Selain itu, Bu Khofifah selama menjadi Gubernur, selalu membuka kran Kerjasama dengan luar negeri terkait pengembangan ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, dan sebagainya," kata Ning Lia
“Kalau kita bicara penghargaan, bu Khofifah-lah ratu dari semua penghargaan. Dalam arti, kerja keras beliau, memang diakui semua pihak, termasuk internasional. Jadi jika disimpulkan, beliau sudah membuka pintu go internasional untuk kita semua, kita tinggal neruskan. Saya kira ini sangat mungkin, apalagi melalui jembatan senator kelak," kata dia.
Ning Lia pun menambahkan, beberapa isu nyata yang akan dibawanya dalam penguatan go internasional.
“Saya berharap mimpi saya menjadi kenyataan, yaitu mimpi bisa bersinergi dengan PCI Muslimat lintas negara. Kami bisa bergerak nyata mempromosikan produk UMKM lokal dari kabupaten kota di Jatim, kemudian secara temporal menjadi volunteer pemberdayaan buruh migran, seperti menjadi tenaga pendidik anak-anak TKW atau TKI. Sifatnya temporal namun setidaknya ingin melakukan itu dengan harapan bisa dilanjutkan oleh volunteer lainnya. Karena yang saya ketahui, PCI Muslimat ada yang sudah menjalankan itu," ungkapnya.
Di akhir, ning Lia yang kini menunggu tanggal pelantikan, menyebut proses politiknya tak lepas dari sosok Khofifah dan ayahandanya, alm KH. Masykur Hasyim.
“Saya bersyukur proses politik tetap mampu saya jalankan dengan segala dinamika dan ikhtiar yang tidak mudah. Dan ini semua tak lepas dari panutan yang memang saya jadikan teladan. Ayah saya yang dulu dikenal sebagai singa podium saat menjadi Komandan Banser, dan bunda Khofifah menjadi cermin bahwa proses memang harus dilalui secara benar. Bahwa dalam kehidupan, kita memang harus menjaga jejaring sosial, dan ini bagian ibadah, yaitu hablum minannas," tuturnya.
Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim dan sekaligus Sekretaris MUI Jatim tersebut juga menyampaikan pesan tentang peran kaum perempuan.
“Bagi saya, politik bukan sebatas jabatan. Bahkan ini jauh dari kata sebuah kursi empuk, dan saya yakin ini juga bukan kursi panas. Politik bagi saya bagian sebuah proses dan komitmen diri. Bahwa saya seringkali bicara, ayo kaum perempuan, bangun peran. Ayo kaum perempuan, bangun peran tanpa jabatan. Namun kenyataannya, memang harus memiliki sebuah jabatan untuk memperluas peran kemaslahatan," ucapnya.
“Dan bagi saya, sebuah positioning atau jabatan di senator, itu tak lain perwujudan komitmen saya untuk tetap egaliter, terbuka dan ingin merangkul semua pihak untuk sama-sama menguatkan, ‘ayo kita bergandengan tangan membuat kebaikan. Kalau udah sama-sama, insya allah yang susah akan jadi mudah, kok.’ Itu berusaha banget saya tekankan dalam diri saya dan siapapun yang mengenal saya,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki