Menurut Busrul, salah satu bentuk contoh konkrit penguatan captive market business BJTM adalah melalui marketplace yang bernama JATIM BEJO (Jawa Timur Belanja Online). Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan penuh untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ekonomi digital, dan peningkatan utilitas layanan digital BJTM baik untuk transaksional maupun penyaluran kredit.
Selain itu, bankjatim juga menyediakan layanan transaksional dan penyediaan fasilitas kredit untuk mitra/ kontraktor Pemerintah Daerah dalam pengadaan kebutuhan rumah tangga.
”Penguatan Captive Market BJTM dalam kesatuan ekosistem yang resilient juga meliputi beberapa hal seperti Proyek Strategis Nasional di wilayah Jawa Timur, Pembangunan Infrastruktur yang merupakan domain dari Pemerintah Daerah, dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) & Badan Hukum Milik Negara (Universitas) yang juga menjadi goals BJTM di tahun 2024,” paparnya.
Busrul menerangkan, manajemen berkomitmen untuk selalu berusaha menciptakan value creation agar perseroan dapat terus bertumbuh sebagai entitas bisnis regional yang berorientasi dalam skala yang lebih luas. Salah satunya melalui pertumbuhan unorganic.
Merespon adanya wacana dari OJK terkait kepemilikan BPR milik Pemda, lanjut Busrul, bankjatim telah memiliki business model untuk kerjasama dengan BPR diwilayah Jawa Timur yang bernama APEX BPR Bank Jatim.
Kerja sama yang telah berjalan selama ini antara lain meliputi fungsi pooling of funds, financial Assistance seperti mismatch fund dan linkage program, serta technical assistance seperti penyediaan IT & Pengembangan produk dan pelatihan SDM.
”Secara total, jumlah anggota APEX BPR Bank Jatim berjumlah 98 BPR (milik pemda dan/atau non Pemda) dengan outstanding pinjaman khusus untuk BPR milik Pemda berjumlah Rp 22,7 miliar. Lalu hal yang masih sedang berjalan saat ini dan terus menunjukkan progress adalah KUB dengan 3 BPD yang menjadi kandidat,” ungkapnya.
Di sisi lain, salah satu lini pendukung utama bisnis bankjatim adalah layanan brand digital JCONNECT. Dengan mengusung tagline #SEMUABISADIMANAAJA, seluruh utilitas penggunaan layanan JConnect meningkat cukup masif.
Pada triwulan I 2024, JConnect Mobile telah memiliki 677.362 user. Angka tersebut naik 25,77 persen (YoY). Sementara untuk nominal transaksinya tercatat sebesar Rp 4,9 triliun atau tumbuh 66,6 persen (YoY).
”Kemudian, JConnect QRIS kami juga sudah mencapai 151.404 user atau naik 113,74 persen (YoY) dengan nominal transaksi sebesar Rp 126,43 miliar atau meningkat 173,84 persen (YoY),” tutur Busrul.
Editor : Ali Masduki