MADIUN, iNewsSurabaya.id - Tokoh Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin, Khofifah Indar Parawansa tetap bersinar meskipun sudah purna tugas sebagai Gubernur Jatim.
Dalam beberapa momen penting, Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 itu masih jadi idola. Kehadiran Khofifah selalu dinantikan oleh komunitas-komunitas yang ada di Jawa Timur dan provinsi lainnya di Indonesia.
Seperti halal bihalal Cabang Dinas Pendidikan Se-Bakowil 1 Madiun, di Kota Madiun, misalnya. Ketua Umum PP Muslimat NU ini tidak absen. Khofifah menyatu bersama 1.600 guru dan tenaga pendidikan.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai, dan juga Pj Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto ini, Khofifah memberikan pesan agar para guru terus memupuk dan menyemai nilai-nilai akhlakul karimah pada para putra putri didiknya.
Menurut Khofifah, untuk membangun bangsa tidak bisa hanya mengandalkan academic achievement yang brilliant saja, melainkan juga membutuhkan generasi yang memiliki akhlakul karimah. Yang mana hal itu harus dipupuk dan disemai sejak usia diri, rejama, hingga dewasa.
“Peran dari guru hari ini sangat penting dalam membangun generasi bangsa. Tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tapi Bagaimana para siswa, anak-anak kita terbangun karakternya, memiliki komitmen dan integritas menjadi pribadi yang memiliki akhlaqul karimah,” tegas Khofifah.
Ia bilang, guru kerap kali melibatkan hati dan perasaan saat proses transfer ilmu. Hal ini menjadi hal yang positif.
Sebab menurut Khofifah sensitivitas guru hari ini dalam mendidik siswa sangat penting. Terutama dalam mengasah keseimbangan antara kognitif dan juga afektif siswa.
Sebagaimana diketahui, kognitif proses pengembangan perilaku yang menekankan pada intelektualnya, seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir. Sedangkan Afektif lebih menekankan pada aspek perasaan, seperti minat dan sikap.
“Jadi pesan saya, guru-guru tolong jangan hanya fokus pada capaian dan pengembangan kognitif siswa. Tapi juga afektifnya. Agar anak-anak kita tetap memiliki sense, rasa, dan sensitivitas dalam menghadapi masalah, dan menghadapi masa depannya kelak,” tegas wanita yang baru saja menerima penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden RI Joko Widodo ini.
Khofifah pun menyebutkan kondisi dunia global saat ini yang banyak peperangan, banyak konflik, dan banyak yang permasalahan yang menimbulkan perpecahan. Bahkan banyak tokoh-tokoh berkemampuan otak yang cerdas yang terlibat di dalamnya.
Hal itu menggambarkan bahwa orang yang berintelektual tinggi, ketika tidak memiliki kemampuan afektif yang terasah, bukan tidak mungkin merasa baik-baik saja ketika melakukan hal yang destruktif.
“Maka mengasah kemampuan afektif anak juga penting. Agar mereka memiliki empati, memiliki kejujuran, dan juga sensitifitas menjadi yang harus juga diasah oleh seorang guru pada siswanya,” tuturnya.
Di akhir, Khofifah juga menitipkan pesan pada guru-guru se Bakorwil Madiun yang meliputi Madiun, Ponorogo, Kediri, Tulungagung dan Pacitan untuk terus mengajarkan nilai nilai perdamaian dan persatuan pada para siswa.
“Saat ini merawat persatuan dan perdamaian sangat penting untuk dilakukan. Maka saya titip pesan agar anak-anak kita selalu aktif membangun kerukunan, menyemai perdamaian, dan menjauhkan diri dari sifat yang suka mendiskriminasi. Bahwa kita semua sama warga bangsa, bahwa yang membedakan jika kita Islam adalah kualitas ketaqwaan di hadapan Allah SWT,” ujar Khofifah.
Sebagaimana diketahui, selama memimpin Jatim, begitu banyak prestasi. Mulai dari Jatim menjadi daerah dengan penerimaan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tertinggi di Indonesia selama empat tahun berturut-turut. Baik yang jalur tanpa tes maupun dengan tes.
Tidak hanya itu, Jatim juga berhasil menjadi juara Umum Olimpiade Sains Nasional tiga tahun berturut-turut sejak 2020 sampai 2022, kemudian Jawa Timur juga menjadi Juara Umum Lomba Kompetisi Siswa (LKS) SMK Nasional XXXI Tahun 2023.
“Terus kejar prestasi akademik itu sangat penting. Namun membangun generasi Jatim yang berakhlakul karimah juga tak kalah pentingnya,” pungkas Khofifah.
Hadir dalam forum ini, 400 orang guru dari cabang dinas pendidikan wilayah Madiun, 400 orang guru dari cabdin Ponorogo, 400 orang dari cabdin Kediri, 300 orang guru dari cabdin Tulungagung, dan 100 orang guru dari cabdin Pacitan.
Editor : Ali Masduki