SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Nestle Indonesia menyelenggarakan program 100 Hari Pendampingan Gizi. Program yang dijalankan bersama lintas sektor ini bertujuan untuk turut mendukung program penurunan angka stunting yang diusung oleh Pemerintah Indonesia.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Samer Chedid mengatakan, sejalan dengan inisiatif global Nestlé Dukung Anak Lebih Sehat yang bertujuan mendukung 50 juta anak menjalani hidup yang lebih sehat pada 2030, pihaknya berupaya untuk terus menginspirasi masyarakat Indonesia menjalani hidup yang lebih sehat maupun membangun, berbagi dan menerapkan pengetahuan gizi.
"Penyelenggaraan program 100 Hari Pendampingan Gizi merupakan inisiatif yang kami hadirkan untuk bersama-sama dengan pemangku kepentingan lainnya ambil bagian dalam mengatasi isu stunting di Indonesia," terangnya.
Program 100 Hari Pendampingan Gizi ialah intervensi gizi kepada anak stunting usia 12 hingga 60 bulan, melalui pemberian satu gelas susu terfortifikasi dan satu butir telur setiap hari selama 100 hari.
Hal itu untuk menambah asupan protein dan zat gizi mikro guna mendukung peningkatan kualitas asupan gizi sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan status gizi anak. Program ini telah menjangkau lebih dari 600 anak di delapan provinsi.
Selain pemberian sumber protein hewani, kegiatan yang tidak kalah pentingnya ialah sesi edukasi bagi para kader dan orang tua mengenai pentingnya gizi, tumbuh kembang, pola asuh, dan pola hidup bersih sebagai dukungan untuk memberikan lingkungan yang baik untuk dukung tumbuh kembang anak.
Guru Besar Pangan dan Gizi IPB Prof. Ali Khomsan menjelaskan, mengacu pada studi-studi pemberian makanan tambahan pada target anak stunting, pemberian makanan tambahan (dapat berupa sumber protein seperti susu dan telur) selama jangka waktu tertentu dapat memberikan dampak positif terhadap status gizi anak.
"Pun upaya peningkatan pengetahuan gizi bagi orang tua dan kader dapat mendukung upaya perbaikan status gizi. Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh dari program 100 hari pendampingan gizi,” ungkapnya.
Sementara Corporate Nutritionist PT Nestlé Indonesia Eka Herdiana menuturkan, secara berkala, pihaknya memonitor dan mengevaluasi setiap tahapan dari rangkaian kegiatan program 100 Hari Pendampingan Gizi.
"Di Kabupaten Pasuruan, intervensi dilakukan pada 108 anak dan terjadi penurunan stunting berat sebesar 20%. Kami mengapresiasi setiap kontribusi dari lintas sektor yang terlibat pada pelaksanaan program ini, serta komitmen kuat yang ditunjukan Pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk menurunkan angka stunting,” tuturnya.
Siti Aminah, perwakilan peserta program 100 Hari Pendampingan Gizi yang berasal dari Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur mengakui, melalui program ini ia mendapatkan ilmu mengenai pengolahan makanan, mendidik anak, dan pentingnya memberikan makanan beragam seperti sayur, protein hewani serta nabati, dan jangan hanya memberikan makanan sampingan.
"Alhamdulillah sekarang anak saya lebih aktif dan bersemangat makannya,” ucapnya.
Untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting, hingga tahun 2023, Nestle Indonesia telah melakukan edukasi tentang gizi dan kesehatan terhadap lebih dari 12.000 kader dan 200.000 orang tua dan ibu hamil sebagai komitmen untuk mendukung kesehatan keluarga Indonesia dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan.
Adapun pihak-pihak yang terlibat terdiri dari Pemerintah Daerah, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), tim Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan mewakili akademisi, dan Nestlé Indonesia dari sektor industri, serta para Kader dan Yayasan Edu Farmers Internasional dari lembaga masyarakat.
Dimulai sejak Agustus 2023 hingga Maret 2024, program ini dilaksanakan di delapan provinsi diantaranya Ngada, NTT, Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Lhokseumawe, Aceh, dan Rejang Lebong, Bengkulu, Pasuruan, Jawa Timur, Batang, Jawa Tengah, Karawang dan Sukabumi, Jawa Barat, dan Pandeglang, Banten.
Pada Januari 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menyatakan prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% menjadi 21,6% di 2022. Meskipun turun, angka stunting ini masih berada di ambang batas dari target pemerintah yaitu 14%.
Menyambut peringatan Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada 29 Juni, Nestlé Indonesia senantiasa berkomitmen untuk menciptakan manfaat bersama bagi masyarakat Indonesia.
Editor : Ali Masduki