Selama lima hari pelaksanaan program KPD, 12 siswa yang tergabung dalam KPD diberikan materi akademik dan materi softskill.
Pada materi akademik, siswa diberikan materi sesuai dengan jurusan dari masing-masing siswa dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Softskill siswa juga diasah pada Kelas Pengembangan Diri ini.
Siswa dididik untuk mampu peka terhadap lingkungan dengan diadakannya kegiatan bakti lingkungan dengan membersihkan lingkungan kelas di mana tempat mereka belajar selama ini.
Selain itu, kemampuan public speaking juga didalami pada program ini, dengan harapan siswa tampil lebih enjoy ketika berbicara di depan kelas.
Menyikapi keluhan dari perusahaan yang mengeluhkan fisik dari siswa SMK yang tidak setangguh dulu, siswa peserta KPD diberi materi olahraga dengan menitikberatkan pada kerja fisik selama pelaksanaan.
Pepatah Jawa mengatakan “Ngelmu iku kalakone kanthi laku” yang dapat dimaknai, bahwa ilmu itu harusnya dilakukan atau diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bermanfaat untuk sesama. Atas dasar itu, siswa peserta KPD diberi materi yang bertempat di Liponsos (Lingkungan Pondok Sosial) Surabaya.
Siswa diajak untuk terjun langsung mempraktekkan kepedulian, empati, dan ketlatenannya dengan merawat langsung pesinggah dari Liponsos Surabaya. Siswa dirahkan untuk memotong kuku, rambut, melipat pakaian, menyiapkan makan, dan menjadi tutor untuk pelatihan membatik untuk para pesinggah Liponsos.
Akhmad Fauzi berharap, pendidikan dan pengembangan diri selama lima hari yang singkat ini bisa kalian jadikan kebiasaan di sekolah, maupun ketika di luar sekolah ke depannya.
"Hidup ini penuh dengan pilihan dan gejolak. Pilihlah pilihan yang benar dan tetaplah berpikiran optimis dalam setiap hal,” tuturnya.
Siswa peserta KPD, Ahmad Faris dari kelas 11 DKV-1, pada Senin (8/7/2024) menuturkan bahwa kegiatan di Liponsos Surabaya adalah kegiatan yang paling berkesan untuknya.
Faris menambahkan, setelah melaksanakan kegiatan tersebut, dia menyadari bahwa hidupnya selama ini masih beruntung, karena masih mempunyai keluarga yang lengkap dan diberi kecukupan.
Kesadaran tersebut ia dapat setelah ikut merawat jenazah dari salah satu pesinggah di Liponsos Surabaya yang dikuburkan dengan nisan bernama “Mr X”.
Editor : Ali Masduki