get app
inews
Aa Text
Read Next : Dosen FISIP UNAIR Sebut Era Post-Truth Ancam Kredibilitas Ilmu Pengetahuan

IPA dalam Al Quran, Menelusuri Ayat-Ayat Ilmiah Sang Pencipta dan Relevansi dengan Sains

Sabtu, 20 Juli 2024 | 13:41 WIB
header img
KH. Moh. Nurcholis, M, Bsa., SPd., MM Pendiri Pondok Pesantren Miftahussaadah Wirosari Grobogan Jawa Tengah. Foto iNewsSurabaya/ist

KITAB suci Al-Quran, kalam ilahi yang kandungannya bukan hanya berbicara soal ketuhanan, syariat ibadah, akhlak, dan kemanusiaan, tetapi juga menyentuh aspek ilmu pengetahuan, termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 

Ketika sekolah, lembaga pendidikan formal maupun non-formal, atau pondok pesantren—terutama pesantren tahfidz Al-Quran—memutuskan untuk memasukkan mata pelajaran IPA dalam kurikulumnya, sesungguhnya anak-anak peserta didik sedang belajar Al-Quran. Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum karena pada hakikatnya semua ilmu berasal dari Allah SWT.

Pelajaran IPA bukan sekadar hafalan atau rumusan angka-angka, tetapi lebih dari itu. Melalui IPA, kita menanamkan kepada anak-anak bahwa mempelajari ilmu ini adalah bagian dari belajar Al-Quran atau bagian dari Tahfidz Al-Quran, karena alam semesta diciptakan oleh Allah. 

Ilmu yang sangat tepat untuk memahami rahasia alam dan berupaya mengeksplorasinya demi kemaslahatan manusia dan lingkungannya terdapat dalam Al-Quran, yang difirmankan langsung oleh Allah Sang Maha Pencipta.

Dengan mempelajari IPA, sebenarnya kita sedang mengkaji ayat-ayat Al-Quran. Jika dengan izin Allah ada santri yang kemudian menjadi dokter, ia akan menjadi dokter yang hafidz Al-Quran, dokter yang memahami kandungan Al-Quran.

Begitu juga jika menjadi insinyur, ahli farmasi, arsitek, dan lainnya yang berbasis IPA, ini berarti mereka sedang mengamalkan Al-Quran. Mereka akan selalu menyertakan nilai-nilai Al-Quran dalam setiap pekerjaannya.

Berikut beberapa di antara sebagian contoh ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) :

1. Surat Ali Imran ayat 190

إِنَّ فِى خَلۡقِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡض وَٱخۡتِلَـٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّہَارِ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (١٩٠) ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَـٰمً۬ا وَقُعُودً۬ا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَڪَّرُونَ فِى خَلۡقِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَـٰذَا بَـٰطِلاً۬ سُبۡحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ (١٩١)

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran (3) : 190).

Isi Kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 ini adalah sebagai pembuktian tentang tauhidullah di satu sisi dan kekuasaan Allah atas hukum-hukum alam.

Untuk dapat men-tadabburi (menghayati) kekuasan Allah pada penciptaan alam semesta, tidak dapat dipahami kecualin dengan berpikir (ulul albab).

Ayat ini juga menunjukkan bahwa sesungguhnya dalam penciptaan alam semesta, yakni kejadian benda-benda angkasa seperti matahari, bulan, dan jutaan gugusan bintang-bintang, terdapat tanda-tanda kemahakuasaan Allah bagi ulul albab, yakni orang-orang yang memiliki akal yang murni.

2. Surat Al-Anbiya Ayat 33

 وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّہَارَ وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ‌ۖ كُلٌّ۬ فِى فَلَكٍ۬ يَسۡبَحُونَ

Artinya: “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari  .keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al-Anbiya 21) :(33).

Penulis :
KH. Moh. Nurcholis, M, Bsa., SPd., MM
Pendiri Pondok Pesantren Miftahussaadah Wirosari Grobogan Jawa Tengah

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut