Selain itu, dr Venda mengingatkan agar para pelari memperhatikan detak jantung mereka selama berlari.
“Menggunakan alat pengukur detak jantung bisa membantu pelari untuk tetap berada di zona yang aman. Hindari memaksakan diri jika merasa detak jantung terlalu cepat atau mengalami sesak napas,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar pelari menjaga hidrasi dengan baik sebelum, selama, dan setelah berlari untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
“Minum air dalam jumlah yang cukup dapat membantu menjaga fungsi jantung dan mengurangi risiko kram otot,” tambah dr Venda.
Tak kalah penting, dr Venda menekankan pentingnya pendinginan setelah berlari untuk membantu tubuh kembali ke kondisi normal.
“Lakukan pendinginan secara perlahan dengan berjalan kaki selama 5 hingga 10 menit, diikuti dengan peregangan ringan untuk membantu melepaskan ketegangan otot dan menjaga fleksibilitas persendian,” tutupnya.
Editor : Ali Masduki