Integrasikan Lima Standar Sistem Manajemen, SIER Raih ISO Terintegrasi dari BSI

JAKARTA, iNewsSurabaya.id – PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) mencatatkan prestasi membanggakan. Perusahaan milik negara yang mengelola kawasan industri strategis di Surabaya ini sukses meraih rekomendasi sertifikasi ISO terintegrasi dari British Standards Institution (BSI) Group Indonesia, sebuah lembaga sertifikasi ternama tingkat internasional.

Capaian ini menjadikan SIER sebagai pengelola kawasan industri pertama di Indonesia yang berhasil mengintegrasikan lima standar sistem manajemen sekaligus ke dalam satu kerangka tata kelola perusahaan. Kelima standar tersebut mencakup: ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu), ISO 14001 (Manajemen Lingkungan), ISO 45001 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja/K3), ISO 37001 (Sistem Manajemen Anti Penyuapan) dan Sistem Manajemen K3 sesuai PP No. 50 Tahun 2012.

Baca Juga

Aksi Kemanusiaan SIER Himpun 109 Kantong Darah di Surabaya, Bukti Nyata Kepedulian Industri

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi SIER, tetapi juga membuka paradigma baru dalam pengelolaan kawasan industri di Indonesia. Menurut Country Manager BSI Group Indonesia, Nolia Natalia, langkah SIER merupakan wujud kematangan organisasi yang berani melakukan transformasi menyeluruh demi standar internasional.

“SIER menunjukkan bahwa integritas, keberlanjutan, dan keamanan dapat dirangkum dalam satu sistem yang terintegrasi dan modern. Ini adalah fondasi kuat untuk bersaing di level global,” ujar Nolia, dalam seremoni penyerahan rekomendasi sertifikasi di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Penerapan Sistem Manajemen Informasi (SMI) Terintegrasi juga membawa dampak nyata terhadap efisiensi operasional perusahaan. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Divisi Public Health Service (PHS) PT SIER, Andi Panji Ariyanto, yang juga memimpin Tim Sistem Manajemen Informasi.

Baca Juga

Pemprov Jatim Kantongi Dividen Rp17,9 Miliar dari SIER, Bukti Kinerja Keuangan Terus Tumbuh

“Dengan sistem terintegrasi, kita memangkas duplikasi pekerjaan, menghemat waktu, dan meningkatkan produktivitas. Di sisi lain, manajemen risiko juga lebih terukur, kualitas layanan meningkat, serta kepatuhan pada regulasi lebih terjamin,” jelas Panji.

Editor : Arif Ardliyanto