get app
inews
Aa Text
Read Next : Renville Antonio Raih Gelar Doktor Unair, Teliti Peran Parpol Pengembangan Profesionalitas DPR RI

Seminar Kolaboratif Parenthink Academy dan CESGS Unair Bongkar Sistem Pendidikan Zaman Rasulullah

Minggu, 15 September 2024 | 09:00 WIB
header img
Seminar Kolaboratif Parenthink Academy dan CESGS Unair Bongkar Sistem Pendidikan Zaman Rasulullah. Foto iNewsSurabaya/lukman

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Seminar bertema “Solusi Pendidikan Lestari: Dari Masa Rasulullah hingga Era Modern” digelar oleh Parenthink Academy bekerja sama dengan Center for Environmental, Social, and Governance Studies (CESGS) Universitas Airlangga (Unair), menyedot perhatian puluhan peserta yang terdiri dari para orang tua, calon orang tua, dan praktisi pendidikan di Surabaya. Acara yang digelar pada Sabtu, 14 September 2024, di Majapahit Hall, Lantai 5 ASEEC Tower Unair ini menjadi ajang diskusi mendalam mengenai bagaimana pendidikan berkelanjutan dapat dibangun sejak usia dini.

Dalam seminar ini, tiga pembicara dengan latar belakang berbeda menghadirkan perspektif yang kaya, mulai dari sudut pandang agama, akademis, hingga teknologi. Mereka adalah Prof. Iman Harymawan, Ketua CESGS Unair yang juga seorang ayah dari enam anak yang menjalani homeschooling; Ustadz Abdul Kholiq Nabawiyah, Director of SKIS (Sekolah Karakter Imam Syafi’i) Semarang; serta Aan Setianto, CEO VASCOMM dan ahli kecerdasan buatan (AI).

Prof. Iman Harymawan, yang membuka sesi diskusi, menyoroti bagaimana teknologi modern telah mengubah cara pandang kita terhadap pendidikan. Menurutnya, di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, orang tua dihadapkan pada tantangan baru dalam mendidik anak-anak. Namun, tantangan ini bisa menjadi peluang untuk membentuk anak-anak menjadi generasi kreatif dan problem solver. 

“Anak-anak kita harus diajarkan untuk berpikir kreatif dan kolaboratif. Mereka harus tumbuh dengan mentalitas pemecah masalah, bukan sekadar bersaing,” ujar Prof. Iman.

Prof. Iman juga menegaskan pentingnya sinergi antara sekolah dan orang tua dalam membangun pendidikan berkelanjutan. Menurutnya, peran orang tua di rumah adalah kunci dalam mendekatkan anak-anak dengan realitas kehidupan, yang mungkin tidak dapat sepenuhnya dijawab oleh pendidikan formal.

Di sisi lain, Aan Setianto, sebagai ahli AI, menawarkan solusi inovatif dalam dunia pendidikan. Ia menekankan pentingnya personalisasi dalam proses belajar, di mana teknologi AI dapat membantu memahami dan mengembangkan potensi unik dari setiap anak.

“Dengan bantuan teknologi AI, kita bisa merancang kurikulum yang disesuaikan dengan bakat dan minat individu. Ini akan memudahkan proses pembelajaran dan membuatnya lebih efektif,” ujar Aan penuh keyakinan.

Sementara itu, Ustadz Abdul Kholiq Nabawiyah menekankan pentingnya pendidikan karakter yang berakar pada nilai-nilai agama, yang relevan dan tetap lestari hingga zaman modern ini. Menurutnya, pendidikan harus seimbang, mencakup tidak hanya kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan spiritual dan emosional.

Seminar ini memberikan wawasan mendalam dan inspirasi bagi para peserta tentang bagaimana pendidikan dapat tetap relevan di tengah perubahan zaman, dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai agama dan didukung oleh perkembangan teknologi. 

Dengan lebih dari 60 peserta yang hadir, acara ini menjadi langkah penting dalam membentuk generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan global.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut