Bukan hanya itu, menurut Andhyka, ketiga paslon masih terlihat meraba-raba dan memetakan. Baginya, hal ini wajar karena baru debat pertama, sehingga ketiga paslon juga belum mengetahui situasi dan kondisi medan, serta bagaimana alur debat yang mereka jalani meski sudah mengetahui rundown-nya.
Ia yakin, pada debat kedua dan ketiga akan lebih seru karena mereka sudah berpengalaman di debat pertama. Persiapan mereka juga akan lebih matang dalam menyiapkan materi-materi debat, serta memahami substansi permasalahan yang akan disajikan dalam debat berikutnya.
Hanya saja, Andhyka mengaku tertarik pada calon walikota dari paslon nomor 2. Ia menilai, keberanian cawali nomor urut 2, Firhando Gumelar, yang notabene masih muda, tidak punya pengalaman di birokrasi dan pemerintahan baik eksekutif maupun legislatif, patut diapresiasi.
“Firhando ini masih muda dan dianggap kurang berpengalaman. Tapi dia cukup berani berada dalam satu panggung debat melawan politikus-politikus kawakan seperti paslon lain yang lebih berpengalaman di pemerintahan. Hebatnya lagi, tidak tampak gugup pada diri Firhando. Dia menjawab dengan tenang setiap pertanyaan panelis maupun paslon lain,”
Dosen Departemen Administrasi Publik Universitas Brawijaya ini mengatakan, Firhando menunjukkan bahwa dia anak muda yang adaptif dan responsif. “Di era disrupsi seperti sekarang ini, masyarakat membutuhkan kecepatan dan inovasi dalam memecahkan masalah yang ada di masyarakat,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto