Sebagai langkah konkret, Adhy berencana untuk mengintegrasikan produk dan jasa siswa ke dalam E-Katalog Jatim Bejo, yang terhubung dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta Pemkab dan Pemkot.
"Kami akan memastikan produk yang dihasilkan sesuai standar dan memiliki sertifikasi halal agar dapat masuk ke E-Katalog Jatim Bejo," tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai mengatakan program SMA Double Track dirancang untuk mempersiapkan generasi Z agar lebih mandiri.
"Fenomena gen Z yang cenderung cepat bosan memerlukan pendekatan khusus. Program Double Track membekali mereka dengan keterampilan praktis, seperti tata boga, tata busana, hingga teknik, agar mereka siap terjun ke dunia kerja atau wirausaha setelah lulus," jelas Aries.
Lebih lanjut, Aries mencontohkan beberapa siswa yang berhasil membuka usaha digital atau katering secara mandiri. Bahkan, pendapatan dari program ini sudah mencapai angka fantastis, yaitu Rp 9 miliar.
"PR kita sekarang adalah memastikan mereka tetap konsisten dan tidak berubah haluan. Dengan dukungan pendidikan yang lebih mapan, saya yakin mereka bisa terus berkembang," tegasnya.
Hingga saat ini, program SMA Double Track telah diterapkan di lebih dari 145 sekolah di Jawa Timur. Jumlah ini akan terus bertambah, sehingga lebih banyak siswa di daerah pelosok dapat terjangkau oleh program unggulan ini dan memiliki kompetensi untuk masa depan yang lebih baik.
Editor : Arif Ardliyanto