BALI, iNewsSurabaya.id - Sejarah tercatat pada Sabtu malam, 2 November 2024 di Pantai Kuta Bali. Kota tersebut tak hanya dipadati oleh wisatawan lokal dan mancanegara, namun juga oleh pecinta musik dan skateboard yang datang memeriahkan dua acara besar: Kuta Beach Festival dan kompetisi skateboard King of Kuta. Kedua acara ini menyatu dalam energi yang menggetarkan, menghidupkan kawasan Pantai Kuta dengan semarak musik dan aksi ekstrem.
Kuta Beach Festival sendiri menghadirkan line-up band yang mengesankan, termasuk THE S.I.G.I.T, Navicula, Painful by Kisses, The Sneakers, Discotion Pill, Jangar, Astera, dan masih banyak lagi.
Deretan band ini berhasil menciptakan atmosfer penuh semangat dan mengguncang panggung Kuta Beach Festival dengan penampilan yang menghibur ribuan pengunjung.
Salah satu momen yang paling ditunggu adalah penampilan THE S.I.G.I.T. Band rock legendaris yang dibentuk pada tahun 2002 ini menyanyikan lagu andalan mereka, "Black Amplifier," yang langsung mengajak para penonton bernyanyi bersama, memenuhi tepi jalan Kuta dengan nyanyian yang lantang mengikuti irama sang vokalis, Rekti Yuwono.
Tidak hanya menampilkan aksi yang memukau, Rekti juga menyempatkan diri berbagi cerita tentang formasi terbaru THE S.I.G.I.T. Bagi para Insurgent Army sebutan untuk para penggemar setia band ini formasi baru ini menambah kekuatan yang membuat band semakin solid.
“Absar dan Aghan sudah sepuluh tahun bersama, jadi mereka sudah paham betul karakter musik kami. Rasanya alami dan semakin solid. Kami juga punya rencana besar di tahun 2025, ada sesuatu yang baru yang sedang kami siapkan sejak 2024. Mudah-mudahan bisa dirilis tahun depan,” ujar Rekti.
Dengan kehadiran King of Kuta dan Kuta Beach Festival, Pantai Kuta benar-benar berubah menjadi pusat hiburan luar ruangan yang padat merayap namun penuh keceriaan.
Tim penyelenggara Kuta Beach Festival dan King of Kuta. Foto iNewsSurabaya/andika
Dari gemuruh musik hingga aksi para skater, malam itu Kuta hidup dalam nuansa festival yang tak terlupakan, menjadi bukti bahwa Bali tak hanya tentang pantai, tetapi juga tentang energi kreatif yang tak ada habisnya.
Editor : Arif Ardliyanto