Keahlian teknis, seperti forensik digital dan analisis ancaman siber, menjadi kompetensi utama yang terus dikembangkan melalui pelatihan berkelanjutan agar Unit Cyber selalu siap menghadapi ancaman yang kian canggih.
Selain SDM yang handal, infrastruktur teknologi informasi (TI) yang mutakhir sangat diperlukan untuk mendukung deteksi dini dan respons yang cepat terhadap ancaman.
Dengan sistem deteksi canggih, ancaman siber dapat diidentifikasi lebih awal, sehingga risiko dapat diminimalisir sebelum menjadi insiden besar. Infrastruktur ini juga mendukung koordinasi antar lembaga, termasuk kolaborasi internasional, yang penting dalam menghadapi kejahatan digital lintas negara.
Kolaborasi dengan Berbagai Pihak untuk Menghadapi Ancaman Siber
Keberhasilan menjaga keamanan digital tak bisa diraih oleh Unit Cyber Polda Jatim saja. Kolaborasi antara pemerintah, komunitas siber, serta sektor swasta menjadi elemen penting dalam membangun ekosistem keamanan yang kokoh.
Direktorat di Unit Cyber Polda Jatim dapat mengambil peran sebagai penghubung, menciptakan sinergi antar pihak yang mampu memperkuat upaya keamanan digital di tingkat nasional.
Dengan struktur organisasi yang tangguh, personel yang terlatih, dan teknologi yang canggih, Unit Cyber Polda Jatim siap menghadapi ancaman siber yang kian rumit. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, kita dapat mewujudkan ruang digital yang aman, nyaman, dan terlindungi bagi masyarakat Indonesia.
Penulis:
Supangat, M.Kom., Ph.D., ITIL., COBIT, CLA., CISA, Direktur Direktorat Sistem Informasi (DSI) Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya.
Editor : Arif Ardliyanto