Nah, penutupan akses itu, menurut dia, langkah tepat untuk protes kepada paguyuban pengelola wisata dan toko-toko yang ada di dalam lokasi situs. Sebab, selama ini pihak paguyuban tidak pernah merespons.
"Saya sudah menawarkan solusi, pihak paguyuban yang belum memberikan jawaban. Selama tidak ada jawaban dari paguyuban, jalan itu akan tetap saya blokir," tegasnya.
Imamuddin mengaku sudah memikirkan matang-matang langkah memblokir jalan masuk ke area situs. Ia juga menyadari, jika nantinya jalan diblokir, yang akan terdampak adalah para pedagang yang berjualan di dalam area situs
"Sudah saya rembuk juga dengan keluarga dan saya pelajari aturannya. Untuk sampai sepi ke pedangan di dalam wisata, jangan salahkan saya. Saya sudah memberi solusi ke pengelola dalam hal ini paguyuban tapi tidak ada jawaban," katanya.
Pemblokiran akses jalan utama menuju situs petirtaan Sumberbeji Jombang sudah berjalan selama dua pekan terakhir. Jalan masuk diblokir dengan bambu. Masyarakat setempat maupun para pengunjung yang biasanya memadati lokasi situs kini tak bisa lagi masuk ke area situs.
Pamong Budaya Ahli Muda dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Anom Antoro mengaku belum menerima laporan resmi dari tim juru pelihara situs mengenai masalah itu. Namun, ia memastikan akan segera mengambil tindakan jika laporan resmi sudah diterima.
"Kami memiliki dua juru pelihara di sana, namun hingga saat ini belum ada laporan resmi yang masuk. Jika nanti sudah ada laporan, kami pasti akan menindaklanjutinya," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto