Wakil Ketua DK3P, Edi Priyanto, juga menyoroti tantangan yang dihadapi berbagai provinsi dalam implementasi K3. “Kami siap membantu provinsi lain membentuk Dewan K3, namun dukungan dari pemerintah daerah sangat dibutuhkan,” tambahnya.
Edi menekankan pentingnya pengenalan budaya K3 sejak dini melalui program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), terutama dalam tema gaya hidup berkelanjutan.
Ia juga mendorong penerapan K3 di sektor ASN dan pekerja informal, serta pelibatan perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat terkait K3.
Sementara itu, Dr. Adithya Sudiarno, anggota DK3P Jatim, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi. “Kolaborasi ini adalah kunci sukses dalam pengembangan budaya K3, baik di sektor industri maupun masyarakat luas,” tuturnya.
Plt. Dirjen Fahrurozi memberikan apresiasi atas inovasi dan praktik terbaik DK3P Jatim. “DK3P Jatim telah menjadi contoh nyata dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Ini patut dicontoh oleh DK3 provinsi lain,” katanya.
Melalui sinergi dan kolaborasi lintas sektor, diharapkan transformasi kebijakan K3 di Indonesia akan semakin kuat. Ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan budaya keselamatan kerja yang berkelanjutan di seluruh negeri.
Editor : Arif Ardliyanto