Menurut Gus Iqdam, keberadaan pedagang asongan yang berjualan di tengah-tengah pengajian bisa mengganggu konsentrasi. “Mending aku nyangoni,” ungkapnya, menegaskan bahwa ia lebih memilih memberikan uang secara langsung agar situasi tetap kondusif.
Sikap ini jelas menjadi sorotan positif, terutama setelah kontroversi yang menimpa Gus Miftah beberapa waktu lalu. Saat itu, Gus Miftah dikritik tajam karena dinilai memarahi pedagang asongan dengan cara yang kurang bijak, sehingga menuai kecaman netizen.
Gus Iqdam dengan tindakan simpatiknya menunjukkan bagaimana seorang kiai bisa bersikap tegas, namun tetap mengedepankan empati dan solusi. Hal ini menjadi contoh bahwa dalam situasi sensitif, pendekatan lembut dan bijaksana akan jauh lebih dihargai oleh masyarakat.
Editor : Arif Ardliyanto