JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo mengunjungi keluarga korban tenggelam Dedy Teguh Harianto (26) di Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben. Teguh bertemu dengan kedua orang tua Dedy, Pawihariyanto (60) dan istrinya Suripah (55), Minggu (8/12/2024).
Turut mendampingi di antaranya Ketua DPRD Kabupaten Jombang Hadi Atmaji, Kadinsos Hari Purnomo, Kadinkes dr. Hexawan Tjahja Widada MKP, Kepala Dinas Kominfo Endro Wahyudi dan Plt. Kalaksa BPBD Jombang Wiku Birawa Felipe Dias Quintas serta jajaran kepala OPD lainnya.
”Atas nama pribadi dan Pemkab Jombang kami menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban, agar diberikan ketabahan atas musibah ini,’’ katanya.
Selain mengucapkan belasungkawa meninggalnya Dedy akibat di sungai Watudakon Kesamben, Pj Bupati juga memberikan santunan kepada keluarga korban. Teguh juga memberi semangat kepada keluarga korban agar tabah menghadapi cobaan.
Teguh mengucapkan terima kasih kepada Basarnas, BPBD, relawan yang telah berjuang keras hingga dapat menemukan korban yang hanyut tenggelam di sungai desa setempat pada Minggu (8/12/2024) pukul 10.00 WIB.
Ia juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama saat musim hujan. Pria kelahiran Pontianak ini meminta seluruh pihak terkait untuk meningkatkan koordinasi dan memperkuat sistem peringatan dini.
"Terus perkuat koordinasi dengan OPD dan stakeholder terkait dalam penanganan lebih lanjut jika terjadi bencana di suatu wilayah. Serta menerapkan SOP penanganan bencana sesuai kesepakatan dalam rakor siaga bencana dan melaporkan terus progres penanganannya," pesan Teguh
Lebih lanjut ia juga mengingatkan untuk tetap selalu standby, waspada siaga terhadap cuaca ekstrem. "Dan kepada masyarakat kami imbau untuk peduli lingkungan terutama memperhatikan saluran airnya biar tidak mampet. Serta yang tak kalah penting dilakukan kerja bakti agar tidak banjir saat hujan,’’ ujar Teguh.
Sebelumnya pada apel kesiapsiagaan bencana pekan lalu, Teguh menyampaikan peralihan musim pancaroba, berpotensi memicu cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, bahkan ancaman badai tropis.
Oleh karena itu, kesiapsiagaan, kewaspadaan, dan mitigasi menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi. Peningkatan curah hujan yang diprediksi akan terjadi membutuhkan langkah-langkah strategis, baik dari pemerintah maupun seluruh elemen masyarakat.
"Kita harus bersinergi untuk memastikan langkah pencegahan, mitigasi, dan penanganan bencana dapat berjalan dengan baik. Hal ini mencakup kesiapan individu, organisasi, hingga sumber daya peralatan yang tersedia," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto