PASURUAN, iNewsSurabaya.id - Menteri Lingkungan Hidup (MenLH), Hanif Faisol Nurofiq, melakukan kunjungan ke kawasan industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), yang merupakan kawasan industri di bawah manajemen PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).
Dalam kunjungan itu, Hanif Faisol didampingi sejumlah deputi melakukan kunjungan ke PT Veolia Services Indonesia (Veolia), yang merupakan pabrik daur ulang botol plastik PET (Polyethylene Terephthalate) terbesar di Indonesia dan mengunjungi dua instalasi di PIER. Yakni Pengolahan Limbah Cair Terpadu dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Lestari.
Selama kunjungan ke kawasan industri PIER, Hanif Faisol didampingi Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER, Silvester Budi Agung dan Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan, Nurkholis.
Saat di Veolia, Hanif Faisol diajak keliling untuk melihat proses produksi daur ulang plastik PET, mulai dari persediaan bahan baku plastik didaur ulang hingga menjadi biji bahan botol plastik siap pakai.
Pada kesempatan itu, ia menegaskan, jika dirinya mendorong agar perusahaan pengelola recycle plastik akan mendapatkan kemudahan dan insentif, karena telah melakukan tata Kelola perusahaan yang baik menjaga keberlanjutan lingkungan.
"Kami juga akan melakukan diskusi dengan semua menteri terkait untuk membahas pengurangan penggunaan virgin plastic ini. Dimana ada dorongan perusahaan menggunakan sekian persen produknya dengan recycle plastic. Berapa persen penggunaan virgin plastic dan recycle plastik akan diatur kemudian," katanya, Minggu (9/12/2024).
Hanif juga menegaskan, 12 persen dari 30-40 ton timbunan sampah di Indonesia setiap harinya adalah sampah plastik. Maka dari itu, ketika banyak perusahaan yang berdiri dan concern pada produksi daur ulang plastik, maka negara akan ikut mendukungnya.
Lebih lanjut Hanif Faisol menyadari, plastik masih menjadi pilihan utama bahan baku kemasan bagi industri makanan dan minuman. Sebab memiliki keunggulan dari sisi higienitas, sifatnya yang mudah dibentuk, massa yang ringan, mampu menjaga kualitas produk, serta aman dalam proses transportasi.
Untuk itu, dengan adanya daur ulang plastik juga dapat mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). "Daur ulang juga dapat memenuhi kebutuhan bahan baku suatu produk dan menghemat energi yang dibutuhkan pabrik," katanya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Veolia, Joko Tripujono Sunaryo mengatakan, potensi ekspor plastik daur ulang cukup besar seperti ke pasar Eropa. "Untuk ekspor, kami membutuhkan dukungan dari pemerintah," pintanya.
Usai dari PT Veolia, Hanif Faisol bergeser ke dua instalasi milik PT SIER di kawasan industri PIER. Disini, Hanif Faisol melihat proses pengolahan limbah cair terpadu yang modern dan terintegrasi di kawasan industri.
Hanif Faisol sangat mengapresiasi PT SIER yang telah mengelola limbah cair dengan kapasitas besar, dan mendorong kawasan industri lainnya juga memiliki pengolaha limbah cair terpadu. Menurut dia, saat ini belum semua kawasan memiliki pengolahan limbah cair yang terintegrasi.
"Ini (pengolahan limbah cair, red) menjadi contoh bagi kita semua. Karena belum seluruhnya dalam kawasan memiliki pengolahan limbah. Kawasan yang saya maksud juga termasuk kawasan hotel, kawasan perkantoran, kawasan restauran dan lain sebagainya. Pengolahan limbah kawasan industri SIER ini bagus, saat ini juga sudah zero waste to landfill, tidak lagi membuang sampah ke open dumping atau tempat pembuangan sampah akhir, bagus jadi rujukan" kata Hanif Fasiol, ditemui usai melihat IPAL PIER.
Mantan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini mengakui, memang membutuhkan dukungan banyak pihak dalam mewujukan kawasan industri hijau seperti milik PT SIER. Oleh karena itu, diperlukan terobosan-terobosan seperti yang dilakukan SIER yang bisa dielaborasi.
Tak hanya itu, Hanif Faisol juga menyambut baik SIER yang telah menerapkan program menuju zero liquid discharge. Dimana effluent IPAL diolah dengan memanfaatkan perangkat ultrafiltrasi dan reverse osmosis menjadi air bersih, yang memenuhi standar kualitas untuk dapat digunakan Kembali dalam proses industri.
"Harapan kami memang air hasil pengolahan limbah tidak langsung dibuang. Tapi air effluent bisa diolah dan digunakan lagi untuk memenuhi kebutuhan air industri misalnya untuk pendingin boiler. Sehingga bisa mengurangi penggunaan air permukaan kita. Tentu dengan kawasan industri yang sangat besar ini, keperluan airnya juga sangat besar, perlu perencanaan sistematis" ungkapnya.
Sementara itu, Pj Bupati Pasuruan, Nurkholis bangga memiliki kawasan industri PIER yang sangat perhatian pada tata Kelola lingkungan, yang telah menjadi pendorong pertumbuhan ekosistem ekonomi Pasuruan.
"Keberadaan kawasan industri PIER ini telah terbukti mendongkrak pertumbuhan ekonomi Pasuruan. Dimana semakin banyak industri masuk, akan semakin meningkatkan perekonomian yang muaranya akan ada penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar," ujarnya.
Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada Menteri LH, yang terus aktif melakukan pembinaan terhadap kepatuhan lingkungan khususnya di kawasan industri.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri LH, karena telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada industri, utamanya yang telah memperhatikan konsep green industri," tandasnya.
Editor : Ali Masduki