get app
inews
Aa Text
Read Next : Donor Darah Massal di PT Aksha Karunia Mill, Karyawan Antusias Berpartisipasi

Waspada Konsumsi Ikan Buntal, Kenali Gejala Keracunan dan Cara Pengolahan yang Benar

Kamis, 02 Januari 2025 | 14:44 WIB
header img
Ikan buntal mengandung racun tetrodotoxin (TTX) yang sangat berbahaya, bahkan dapat berakibat fatal. Foto/iNews.ID

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kasus keracunan ikan buntal kembali terjadi, kali ini menimpa satu keluarga di Bima, Nusa Tenggara Barat. Tragedi ini mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya dirawat intensif.  

Menanggapi peristiwa ini, Dosen Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR), Eka Saputra S Pi M Si,  menegaskan pentingnya pengolahan ikan buntal yang tepat untuk mencegah risiko keracunan.
 
Eka menjelaskan bahwa ikan buntal mengandung racun tetrodotoxin (TTX) yang sangat berbahaya, bahkan dapat berakibat fatal. Racun ini umumnya terdapat di organ hati, ovarium, usus, dan kulit ikan buntal.  Namun, dalam beberapa kasus, daging ikan buntal juga bisa terkontaminasi TTX jika pengolahannya tidak benar.
 
"Gejala awal keracunan biasanya ditandai dengan mati rasa pada bibir dalam waktu 20 menit hingga 3 jam setelah mengonsumsi ikan buntal," ungkap Eka. 

"Kemudian diikuti mual, muntah, hingga kelumpuhan otot.  Kelumpuhan otot ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan penurunan tekanan darah yang berujung fatal," sambungnya.
 
Pengolahan ikan buntal membutuhkan keahlian khusus karena racun TTX tidak dapat dihancurkan dengan panas atau proses memasak biasa. Eka menegaskan perlunya sertifikasi khusus untuk mengolah ikan buntal, seperti yang diterapkan di Jepang.
 
"Para praktisi pengolahan ikan buntal di Jepang dilatih untuk mengidentifikasi bagian yang beracun dan menghindari kontaminasi silang," jelasnya.  

Menurutnya kesalahan kecil saja dapat menyebabkan perpindahan racun dari organ ke daging ikan.  Hanya restoran atau fasilitas yang memiliki izin khusus yang boleh menyajikan ikan buntal.
 
Meskipun memiliki kandungan gizi yang baik seperti protein tinggi, lemak rendah, vitamin, dan mineral, Eka menekankan bahwa manfaat ini  hanya  bisa diperoleh dari ikan buntal yang diolah oleh ahli bersertifikat.
 
"Di Jepang, mengonsumsi ikan buntal lebih dari sekadar makan; ini adalah tradisi yang menggabungkan apresiasi rasa, keahlian kuliner, dan keberanian yang terkontrol,"  jelas Eka.
 
Eka  mengajak  masyarakat  untuk  memahami  karakteristik  bahan  baku  produk  perikanan  agar  bisa  mengolahnya  dengan  benar.  Untuk menghindari risiko keracunan,  masyarakat  perlu  paham  bahwa  konsumsi  produk  perikanan  yang  berisiko  memerlukan  pengolahan  dari  ahli.

 "Meskipun  memiliki  manfaat  yang  baik  bagi  tubuh,  pengolahan  yang  kurang  tepat  dapat  membahayakan," tandasnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut