JAKARTA, iNEWSSURABAYA.ID - Meski tengah menghadapi tantangan dari dinamika ekonomi global, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil dan kuat. Dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) yang digelar pada awal Januari 2025, OJK menekankan sejumlah pencapaian penting dan langkah-langkah strategis yang akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi, dalam siaran pers pada 7 Januari 2025, menyatakan bahwa meskipun ekonomi global masih menghadapi pemulihan yang terbatas, Indonesia berhasil menjaga kinerja ekonomi yang stabil. Inflasi yang terkontrol di level 1,55% secara tahunan, surplus neraca perdagangan yang berlanjut, serta peningkatan PMI manufaktur menjadi indikator positif bagi perekonomian tanah air.
"Momentum pertumbuhan Indonesia sangat baik, meskipun situasi global belum sepenuhnya pulih. Kami tetap menjaga stabilitas dengan langkah-langkah strategis yang mendukung ekonomi domestik," ujar M. Ismail Riyadi.
Di sektor pasar modal, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami koreksi 2,65% secara tahunan, kapitalisasi pasar justru mencatatkan peningkatan sebesar 5,74%. Hal ini menunjukkan adanya optimisme investor terhadap potensi ekonomi Indonesia di masa depan.
Selain itu, peluncuran Bursa Karbon pada September 2023 juga memberikan angin segar. Dengan volume perdagangan yang mencapai 908.018 ton CO2e senilai Rp50,64 miliar hingga akhir Desember 2024, Bursa Karbon bukan hanya memperkuat komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi berbagai pelaku usaha.
"Potensi Bursa Karbon sangat besar. Ini akan mendukung komitmen Indonesia untuk pengurangan emisi, serta membuka peluang ekonomi baru yang dapat dimanfaatkan oleh sektor usaha," tambah M. Ismail Riyadi.
Sektor perbankan Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang positif. Kredit yang disalurkan per November 2024 tumbuh 10,79% year-on-year (yoy), mencapai Rp7.717 triliun. Bank-bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit ini, dengan peningkatan sebesar 12,41%. Selain itu, kredit untuk korporasi dan UMKM juga tumbuh secara stabil, mencerminkan pemulihan ekonomi yang inklusif dan merata.
Di sisi lain, program literasi dan inklusi keuangan OJK juga mengalami kemajuan signifikan. Sepanjang 2024, lebih dari 7 juta masyarakat telah terlibat dalam program edukasi keuangan yang digagas oleh OJK. Dengan hadirnya Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di seluruh 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, OJK semakin memperluas jangkauannya.
"Salah satu langkah strategis kami adalah peluncuran Pedoman Akses Keuangan untuk Disabilitas Berdaya (SETARA), yang bertujuan untuk menjamin inklusivitas layanan keuangan bagi semua lapisan masyarakat," jelas M. Ismail Riyadi.
Untuk menyongsong tahun 2025, OJK telah menyiapkan sejumlah regulasi strategis, termasuk aturan terkait perdagangan aset kripto. Regulasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, transparan, dan dapat mendukung inovasi. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sektor jasa keuangan Indonesia dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
“Regulasi ini bertujuan mendorong inovasi digital, memperkuat tata kelola, dan melindungi konsumen. Dengan langkah ini, kami berharap sektor keuangan Indonesia semakin kuat dan mampu memberikan kontribusi lebih besar bagi ekonomi negara,” tutup M. Ismail Riyadi.
Dengan berbagai pencapaian positif sepanjang 2024 dan langkah-langkah strategis yang telah disiapkan untuk tahun 2025, OJK optimistis sektor keuangan Indonesia akan terus stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Editor : Arif Ardliyanto