Strategi Tingkatkan Investasi di Indonesia, BPI Danantara harus Diisi Orang Berintegritas Tinggi
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/08/54466_bpi-danantara.jpg)
JAKARTA, iNEWSSURABAYA.ID - Upaya menarik lebih banyak investor ke Indonesia harus dilakukan secara serius dengan memastikan tata kelola yang bersih dan transparan. Salah satu langkah penting adalah menempatkan individu berintegritas tinggi di lembaga-lembaga pengelola investasi guna mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Eks Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Yudi Purnomo Harahap, menegaskan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) harus diisi oleh sosok-sosok yang berintegritas tinggi dan bebas dari praktik KKN. Menurutnya, dengan demikian, efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dapat terjaga, serta menghindari pemborosan.
"Maka yang terjadi adalah tentu akan menjadi efisiensi, efektivitas, dan tidak ada penganggaran yang sia-sia," ujar Yudi kepada MNC Portal Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa dengan tata kelola yang bersih, BPI Danantara dapat terhindar dari aliran dana kotor yang berpotensi digunakan untuk suap atau penyimpangan anggaran lainnya.
Pembentukan BPI Danantara merupakan bagian dari strategi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Namun, menurut Yudi, peningkatan ekonomi tersebut harus didukung oleh pendekatan hukum yang tepat, terutama dalam hal pencegahan dan pemberantasan korupsi.
"Suatu negara jika pemberantasan korupsinya sangat masif dan dipercaya oleh luar negeri, bahwa benar ketika berbisnis di Indonesia itu aman tanpa ada korupsi, maka mereka akan berbondong-bondong melakukan investasi di Indonesia," jelasnya.
Selain menegakkan hukum, pemerintah juga perlu memperbaiki Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang tahun lalu masih berada di angka 34. Yudi menekankan bahwa indeks ini menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan investor sebelum menanamkan modalnya di suatu negara.
"Mau tidak mau, suka tidak suka, Indeks Persepsi Korupsi menjadi dasar utama dalam investor memilih di negara mana mereka akan menginvestasikan modalnya," katanya.
Menurutnya, investor mencari lingkungan bisnis yang kondusif dan bebas dari pungutan di luar skema akuntansi yang telah mereka susun. Dengan demikian, perbaikan tata kelola investasi yang bersih akan menciptakan iklim bisnis yang lebih menarik dan menguntungkan bagi semua pihak.
Meningkatkan investasi di Indonesia tidak hanya membutuhkan regulasi yang mendukung, tetapi juga penegakan hukum yang tegas terhadap praktik korupsi. Dengan menempatkan individu berintegritas dalam lembaga investasi serta memperbaiki indeks persepsi korupsi, Indonesia dapat semakin dipercaya oleh investor global dan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius.
Editor : Arif Ardliyanto