Danantara Siap Tarik Investor Asing, Ketua Persatuan Profesor Jatim Ingatkan Hal Penting Ini
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/09/f846a_prof-sembiring.jpg)
SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) resmi beroperasi dengan peran vital dalam mengelola dan mengoptimalkan investasi strategis negara. Keberadaan lembaga ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menarik investasi asing dalam jumlah besar.
Menurut Prof. Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si, pengamat strategi ekonomi nasional dan internasional dari Universitas Ciputra Surabaya, pemilihan jajaran pimpinan BPI Danantara harus didasarkan pada profesionalisme dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, serta nepotisme (KKN).
“BPI Danantara adalah institusi investasi negara yang bertugas mengelola kekayaan nasional secara optimal. Oleh karena itu, lembaga ini harus diisi oleh individu yang memiliki kompetensi tinggi di bidang investasi dan ekonomi, juga harus ada dari akademisi,” ujar Murpin.
Ketua Persatuan Profesor/Guru Besar Indonesia (DPD PERGUBI) Jatim ini menuturkan, lembaga yang diresmikan pada 22 Oktober 2024 ini dipimpin oleh Muliaman Darmansyah Hadad dan memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. Beberapa sektor utama yang menjadi fokus investasi BPI Danantara meliputi:
1. Hilirisasi Industri – Meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri melalui pengolahan lebih lanjut.
2. Infrastruktur – Pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, serta fasilitas transportasi modern.
3. Ketahanan Pangan – Pengembangan sektor pertanian, agribisnis, dan perikanan untuk mendukung kedaulatan pangan nasional.
4. Ketahanan Energi – Investasi di sektor energi terbarukan dan sumber energi baru.
5. Industri Digital – Mendorong transformasi digital melalui teknologi informasi dan komunikasi.
"Salah satu tugas utama BPI Danantara adalah menjalin kerja sama strategis dengan negara-negara potensial untuk menarik investasi besar," tambah Murpin.
BPI Danantara menargetkan kerja sama dengan beberapa negara yang memiliki keunggulan di berbagai sektor industri dan teknologi, di antaranya: Tiongkok: Investasi dalam industri manufaktur, transportasi pintar, kendaraan listrik (EV), serta energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan nuklir fusi; Singapura: Fokus pada industri manufaktur berbasis teknologi tinggi dan farmasi; Amerika Serikat & Eropa: Investasi di sektor infrastruktur dan industri digital; dan Jepang: Pengembangan industri otomotif, elektronik, dan manufaktur canggih, termasuk investasi dalam kendaraan listrik (EV).
"Dengan kebijakan investasi yang agresif serta regulasi yang kondusif, BPI Danantara diharapkan mampu menarik modal besar guna mendukung proyek prioritas nasional," jelas Murpin.
BPI Danantara ditargetkan mampu mengelola aset dari sejumlah BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, BRI, BNI, PLN, MIND ID, Pertamina, dan Telkom Indonesia, dengan total aset yang diperkirakan mencapai $600 miliar dan modal awal Rp1.000 triliun (sekitar $61 miliar).
Dengan strategi investasi yang tepat, lembaga ini diharapkan dapat:
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% per tahun.
- Menguatkan nilai tukar rupiah hingga Rp5.000 per dolar dalam 5-10 tahun ke depan.
- Menciptakan jutaan lapangan kerja baru di berbagai sektor industri.
Untuk menjalankan mandatnya, BPI Danantara akan membutuhkan tenaga ahli di berbagai bidang, termasuk:
- Ekonomi & Keuangan – Analisis investasi dan pengelolaan portofolio.
- Teknik & Infrastruktur – Pengembangan proyek strategis.
- Energi & Sumber Daya Alam – Manajemen sektor energi dan pertambangan.
- Teknologi Informasi – Transformasi digital dan inovasi industri.
- Hukum & Regulasi – Kepatuhan hukum dan mitigasi risiko investasi.
"BPI Danantara memiliki peran strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi berkelanjutan di berbagai sektor prioritas," pungkas Murpin.
Dengan visi yang ambisius dan strategi investasi yang matang, BPI Danantara diharapkan menjadi pilar utama dalam menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global di masa depan.
Editor : Arif Ardliyanto