SURABAYA, iNews.id – Memperingati HUT ke-48 Persatuan Perawat Nasional Indonesia, DPW PPNI Jatim menggelar acara pengabdian masyarakat serentak di 1.006 titik kegiatan yang tersebar di seluruh wilayah Jatim, Kamis (17/3/22).
Kegiatan tersebut melibatkan 38 Dewan Pengurus Daerah (DPD) Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Acara serentak dimulai pukul 08.00 WIB. Demi menjaga protokol kesehatan (prokes) kegiatan dilaporkan secara daring lewat zoom meeting. Kegiatan pengabdian masyarakat meliputi kegiatan; vaksinasi, edukasi masyarakat 3T (tracing, testing, treatment) donor darah, posyandu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
“Secara teknis pengabdian masyarakat dilakukan di Dewan Pengurus Komisariat (DPK) di masing-masing rumah sakit, pendidikan dan fasilitas layanan kesehatan tempat mereka bekerja. Selama pelaksanaan aksi dipantau dan dilaporkan via zoom kepada kepanitian HUT PPNI yang dibentuk DPW PPNI Jatim yang menggelar acara di Hotel Ibis, Jemursari,” ujar Ketua DPW PPNI Jatim Prof Dr H Nur Salam M Nurs (Hons), Kamis (17/3/22).
Turut mendukung acara Ketua DPRD Jatim, Kusnadi SH, M Hum dan Walikota Surabaya Eri Cahyadi. Tampak hadir Kadinkes Jatim, Dr dr Erwin Astha Triyono SpTD dan Dr dr Joni Wahyuhadi Sp BS, Direktur RSUD dr Soetomo mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bergabung secara daring.
Mereka juga menyaksikan dan saling sapa dengan DPK-DPK saat melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat. Dalam sambutan sebelum pembukaan dr Joni mengatakan menjadi seorang perawat profesional harus mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik.
Seorang perawat harus bisa menjalankan perannya memberikan perawatan, membantu memberikan keputusan klinis, pelindung dan advokad klien, manajer kasus, komunikator, memberikan kenyamanan, rehabilitator, penyuluh dan peran karier. “Menurut saya peran sangat berpengaruh perawat dalam membangun citra ideal di mata masyarakat, yang paling penting perawat, harus sebagai pemberi perawatan yang baik, peran memberikan kenyamanan, komunikator,” katanya.
Pemprov sangat memperhatikan tenaga kesehatan dan peningkatan derajat kesehatan di Jawa Timur, upaya yang dilakukan dengan support anggaran dan program. Insentif terhadap nakes selalu kami pantau untuk terpenuhi secepatnya, seperti peran nakes dalam penanganan Covid-19.
“Sekali lagi Pemprov Jatim mengucapkan terima kasih dan sumbangsihnya dalam membantu penanganan Covid-19. Selamat HUT ke-48 PPNI, mewakili Gubernur Khofifah, acara pengabdian masyarakat serentak ini kami buka,” ujarnya.
Dihubungi seusai acara, dr Joni yang ditanya bentuk dukungan atau respons Pemprov Jatim terhadap PPNI Jawa Timur, menegaskan, Gubernur Jatim sangat perhatian atas kemajuan dari keperawatan, juga support proses-proses perwujudan keperawatan dan tambahan TPP yang diberikan kepada perawat ada mekanismenya dan didorong untuk segera diberikan.
“Organisasi itu yang penting bermanfaat bagi masyarakat, soal pertimbangan karier perawat terutama yang pegawai negeri juga ada mekanismenya. Yang penting bagaimana perawat memberikan layanan perawatan yang terbaik, sehingga tidak ada lagi komplain dari masyarakat tidak mendapatkan pelayanan yang baik,” katanya.
Menyinggung kesejahteraan perawat, Dr Joni menyatakan jika berstatus pegawai negeri, dipastikan tidak mungkin di bawah UMR. Namun jika yang di institusi swasta, Pemprov Jatim tidak tahu persis.
“Itu jadi domain PPNI melakukan mapping, rumah sakit rumah sakit mana dan layanan kesehatan mana yang masih memberikan upah perawat di bawah UMR,” kilah dr Joni.
Sementara itu terkait kegiatan pengabdian masyarakat serentak ini, menurur Prof Nur Salam melibatkan 38 DPD Kabupaten/Kota se-Jatim dengan kegiatan lebih dari 1.000 titik yang sebagian juga dihadiri kepala daerah masing-masing. Dari 90.000 perawat anggota DPW PPNI Jatim, sekitar 50.000- 60.000 perawat yang dilibatkan dalam kegiatan kali ini.
Seperti DPD Malang Raya melaporkan 390 titik kegiatan, DPD Surabaya 57 titik kegiatan, DPD Lumajang 15 titik kegiatan, Kota Blitar 15 titik kegiatan dan DPD Banyuwangi 51 titik kegiatan, sebagian besar pelaksanaan vaksinasi massal dan edukasi Prokes.
HUT ke-48 PPNI kali ini mengambil tema, Perawat Bersama Rakyat Menuju Bangsa Sehat Bebas dari Covid-19. Pengambilan tema ini menurut Nur Salam berkorelasi dengan kondisi yang saat ini masih pandemi, sehingga di dalam tema ini terkandung perawat bersama rakyat menuju sehat. Caranya, vaksinasi dan terapkan 3T (tracing, testing dan treatment).
Ditambahkan, kondisi saat ini dari new normal menuju normal. Dimana tentunya masyarakat harus adpatif kenormalan saat ini, harus tetap prokes, pakai masker dan jaga jarak. Serta tentunya pelaksanaan vaksinasi sudah mencapai ketentuah herd immunity.
“Ya, meski varian Omicron tidak sehebat saat varian Delta, namun jika disertai adanya penyakit komorbid, tetap aja membahayakan. Data yang saya terima dari kasus varian Omicron ini baru ada satu kasus yang meninggal. Dari 264 menjadi 265, berarti tambah 1 orang yang meninggal akibat Covid,” paparnya.
Lebih lanjut Nur Salam mengungkapkan, kegiatan ini untuk menunjukkan eksistensi organisasi PPNI kepada organisasi-organisasi lain di Tanah Air. Sekaligus sebagai upaya menjadikan PPNI organisasi yang dicintai pemerintah dan disukai masyarakat.
Selain pengabdian masyarakat, HUT kali ini juga diperingati lomba pemilihan Perawat Teladan dan kompetisi video edukasi antar DPK-DPK se-Jatim. Para pemenang akan mendapat hadiah berupa uang tunai dan piagam penghargaan. Sementara pemenang video edukasi akan ikut dilombakan mewakili DPW PPNI Jatim ke tingkat nasional antar DPW.
Selain itu puncak acara peringatan ke-48 PPNI yang dilaksanakan DPW PPNI Jatim adalah pelantikan dan pengukuhan Badan Penanggulangan Bencana PPNI Jatim. Menurut Nur Salam organisasi ini akan melekat pada BPBD Provinsi Jatim.
“Sebenarnya ini sudah dilakukan dengan dilibatkannya PPNI dalam penanggulangan Covid-19. Tentu kita akan berkolaborasi dengan BPBD Jatim, karena ada orang organisasi ini duduk dalam kepengurusan Badan Penanggulangan Bencana PPNI Jatim. Ya, saling melengkapi,” ujarnya.
Di sisi lain, Nur Salam mengakui masih banyak yang harus diperjuangkan untuk kesejahteraan para perawat. Meski dengan DPP PPNI sifatnya hanya koordinasi, namun Nur Salam bertekad memperjuangkan kesejahteraan perawat, seperti pengangkatan perawat honorer menjadi PPPK, gaji dan tunjangan perawat yang sebenarnya masih jauh dari UMR.
“Ini menjadi atensi kepengurusan saya, kita akan terus berkoordinasi dengan PPNI Pusat, gaji yang diterima perawat jika dihitung-hitung dengan risiko yang membayangi saat bertugas, masih jauh dari UMR. Apalagi dikatakan layak untuk hidup apalagi berkeluarga,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto