Jalan Panjang Menuju Jas Putih, Kisah Dokter Muda yang Pernah Alami Gagal Ginjal

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kisah inspiratif datang dari Muhammad Dandy Rizaldi Putra, seorang dokter muda lulusan FK Unusa. Perjuangannya meraih cita-cita menjadi dokter begitu luar biasa, bahkan hampir kandas di tengah perjalanan karena penyakit gagal ginjal yang dideritanya sejak 2018.
Dandy, kelahiran Blitar, 3 Desember 1995, memiliki mimpi besar menjadi dokter sejak kecil. Namun, diagnosa gagal ginjal di tahun 2018 nyaris merenggut mimpinya itu.
"Saya masuk FK Unusa tahun 2016. Kemudian tahun 2018 itu saya didiagnosis gagal ginjal dan harus cuci darah, bahkan sampai transplantasi ginjal," kenang Dandy.
Selama enam bulan, Dandy menjalani cuci darah di sela-sela kuliah. Namun, kondisi kesehatannya terus menurun hingga memaksanya cuti kuliah di akhir tahun 2018. Tantangan semakin berat ketika ia harus mencari donor ginjal yang cocok untuk transplantasi.
"Sempat ada masalah dengan pendonor, akhirnya harus cari (pendonor) dari keluarga yang cocok ginjalnya dengan saya," imbuhnya.
Berkat pengorbanan ibunya yang rela mendonorkan ginjalnya, Dandy menjalani operasi transplantasi. Namun, pasca operasi, kondisinya sempat memburuk, hingga ia hampir menyerah pada mimpinya.
"Sempat nge-drop setelah operasi. Tapi saya lihat perjuangan ibu saya yang luar biasa, bahkan sampai merelakan ginjalnya. Dari situ saya mulai mencoba untuk bangkit dan berusaha sekuat tenaga untuk sembuh," tegas Dandy.
Dukungan keluarga dan FK Unusa menjadi kekuatan besar bagi Dandy. "Dukungan dari keluarga dan kampus, Masya Allah sangat luar biasa. Dosen, dokter, dan teman FK bahkan sampai datang silih berganti menjenguk saya. Saya makin bertekad untuk bisa sembuh dan kuliah lagi," tuturnya.
Awal 2021, Dandy kembali melanjutkan kuliahnya. Ia harus beradaptasi dengan kenyataan tertinggal dari teman seangkatan dan kuliah bersama adik kelas.
"Agak syok karena kuliah sudah ketinggalan dan harus barengan adik kelas. Tapi saya buang jauh-jauh pikiran itu. Saya harus bisa selesaikan kuliah dan jadi dokter," tekadnya.
Perjuangan panjang Dandy akhirnya membuahkan hasil. Kamis (20/2), ia resmi dikukuhkan sebagai dokter.
"Alhamdulillah hari ini dikukuhkan jadi dokter. Saya juga tidak menyangka akan sampai di titik ini. Tadinya saya sudah hampir menyerah (melepas mimpi jadi dokter)," ucap Dandy dengan penuh haru.
Kisah Dandy menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk pantang menyerah mengejar mimpi, meskipun dihadapkan pada tantangan besar.
Editor : Ali Masduki