get app
inews
Aa Text
Read Next : BPOM Tinjau PT UniChem Candi Indonesia, Percepat Sertifikasi Garam Farmasi untuk Dukung Perpres Baru

BPOM Dorong Industri Farmasi Manfaatkan Potensi Besar Tanaman Obat Indonesia

Selasa, 25 Februari 2025 | 18:18 WIB
header img
Kepala BPOM, dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D., mengajak industri farmasi dalam negeri untuk memanfaatkan potensi besar bahan herbal atau tanaman obat asli Indonesia. Foto/iNewsSurabata

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D., mengajak industri farmasi dalam negeri untuk memanfaatkan potensi besar bahan herbal atau tanaman obat asli Indonesia. 

Hal itu disampaikan dalam acara Intensifikasi Asistensi Regulator Obat: Tingkatkan Kepatuhan dan Kemandirian Obat dan Bahan Obat Lokal, yang Aman, Berkhasiat, dan Bermutu di Surabaya.

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan biodiversitas yang luar biasa, termasuk sekitar 17.200 jenis tanaman obat yang telah teridentifikasi. Namun, hanya 21 jenis yang telah diakui sebagai fitofarmaka atau obat tradisional terstandar ilmiah. 

Menurut Taruna, hal ini menunjukkan bahwa potensi besar tanaman obat Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal oleh industri farmasi lokal.

“Obat-obatan asli Indonesia bisa menjadi bahan baku untuk obat ekstrak. Misalnya, kina yang diekstrak dari batangnya, bisa menjadi obat anti-malaria. Ada juga tanaman yang memiliki potensi sebagai anti-piretik, anti-inflamasi, bahkan bisa dikembangkan menjadi obat anti-kanker,” jelas Taruna dalam sambutannya.

Taruna menjelaskan bahwa tren global yang kembali mengarah ke gaya hidup alami membuka peluang besar bagi pengembangan obat berbahan herbal. 

“Dunia sedang bergerak ke arah pengobatan yang lebih alami. Ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk memimpin pasar obat herbal global,” ujarnya.

Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah minimnya penelitian dan pengembangan (litbang) terhadap tanaman obat tersebut. 

Untuk mengatasi hal ini, BPOM menggagas kolaborasi antara industri farmasi, akademisi, dan pemerintah melalui konsep ABG (Academic, Business, and Government).

BPOM telah menjalin kerja sama dengan 185 perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). 

“Kami ingin menghubungkan kepentingan industri dengan kampus untuk menciptakan kolaborasi yang produktif. Sekarang sudah ada 185 kampus yang terlibat, dan kami berharap dapat melibatkan lebih banyak lagi,” kata Taruna.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat riset terhadap 17.200 tanaman obat yang ada, sekaligus meningkatkan kualitas dan keamanan obat lokal. 

Selain itu, BPOM juga memberikan kemudahan dalam pengurusan izin edar obat-obatan baru. Proses yang sebelumnya memakan waktu hingga 300 hari kerja, kini dapat diselesaikan dalam 90 hari.

“Ini adalah bentuk dukungan kami untuk mempermudah proses pengembangan obat-obat baru di Indonesia,” tambah Taruna.

Selain mempermudah perizinan, BPOM juga berupaya meningkatkan kepatuhan industri farmasi terhadap regulasi, seperti sertifikasi obat, cara pembuatan yang baik, serta izin edar dan distribusi. 

Dalam acara tersebut, sejumlah perusahaan farmasi menerima sertifikat izin edar obat generik dan sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).

BPOM juga berambisi untuk menjadi bagian dari WHO Listed Authority (WLA), yang akan meningkatkan reputasi sistem regulasi obat Indonesia di dunia internasional. 

“Dengan menjadi bagian dari WLA, Indonesia akan diakui sebagai negara dengan sistem regulasi obat yang berkualitas global,” ujar Taruna.

Upaya BPOM ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai kemandirian obat nasional. Dengan memanfaatkan potensi tanaman obat lokal, Indonesia tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku obat, tetapi juga menciptakan peluang ekspor produk herbal berkualitas tinggi.

“Kami berharap Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri dalam hal produksi obat, dengan meningkatkan kualitas dan keamanan obat lokal serta mendukung pertumbuhan industri farmasi di tanah air,” pungkas Taruna.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut