Viral Modus Fetish Bungkus Jenazah, Pelaku Teror Korban di Medsos, Netizen Geram!

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Kasus kejahatan seksual berbasis fetish kembali mengguncang media sosial X (sebelumnya Twitter). Kali ini, publik heboh dengan aksi seorang pelaku fetish yang menyukai benda mati dan tubuh tertentu, terutama yang dibungkus mirip jenazah.
Sosok yang diduga pelaku beridentitas Aprilian Pratama. Ia disebut-sebut menjalankan aksinya di dunia maya dengan mengincar korban melalui modus manipulatif. Berdalih sebagai penulis lepas yang tengah mengerjakan proyek kreatif, pelaku berhasil menjerat korban dengan cara yang mirip dengan kasus Gilang, seorang pelaku yang sebelumnya dipenjara karena melakukan aksi serupa.
Aksi ini akhirnya terbongkar setelah seorang netizen, yang menggunakan akun @sehitamsabit, membagikan pengalaman mengejutkannya. Thread yang ia unggah viral di media sosial dengan 337 ribu tayangan, 1.405 repost, 3.886 suka, dan ratusan komentar dari netizen. Dalam unggahannya, ia mengungkapkan tujuannya untuk memberi peringatan agar orang lain tidak menjadi korban serupa.
Menurut akun tersebut, pelaku menghubunginya melalui Instagram setelah ia memenangkan lomba menulis. Dengan dalih meminta bantuan untuk proyek kepenulisan, pelaku mulai membangun kepercayaan korban sebelum akhirnya mengajukan permintaan yang sangat mencurigakan. Aprilian Pratama meminta korban untuk membungkus dirinya dengan kain, sesuai instruksi yang ia berikan, sebagai bagian dari riset proyek tulisannya.
Modus Fetish yang Mirip Kasus Gilang
Modus yang digunakan pelaku sangat mirip dengan kasus Gilang yang sebelumnya juga terjerat hukum dengan cara yang serupa. Dalam aksi tersebut, pelaku mendapatkan kepuasan pribadi dari melihat korban dalam keadaan terbungkus rapat.
Selain itu, Aprilian Pratama menjanjikan imbalan untuk menggoda korban agar mengikuti instruksinya. Ia memanfaatkan ketidaktahuan korban dengan alasan riset kreatif. Meskipun korban sempat merasa ada yang aneh dengan permintaan tersebut, ia tetap mengikuti instruksi pelaku yang semakin tidak wajar.
Korban yang sudah memahami pola serupa dari kasus Gilang akhirnya membagikan pengalamannya di media sosial. Selain itu, korban mengungkapkan bahwa dirinya kini diteror oleh pelaku dengan ancaman doxing dan framing, di mana pelaku berusaha menyebarkan informasi pribadi korban dan mengincar teman-teman dekatnya.
Editor : Arif Ardliyanto