Pengaruh Kesenjangan Digital Dalam Komunikasi: Ekonomi Paling Berdampak?

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi salah satu dari Sistem Komunikasi Indonesia (SKI), seiring dengan kemajuan kehidupan manusia telah mengalami kemajuan pesat. Perkembangan Teknologi informasi dan Komunikasi saat ini telah mempengaruhi kehidupan masyarakat. Setiap inovasi yang dihasilkan bertujuan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, sehingga manusia dimudahkan dalam setiap aktivitas, menciptkan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuannya.
Pada umumnya teknologi tersedia bagi mereka yang dapat mengaksesnya. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan secara daring, masalah baru muncul, yakni kesenjangan digital, baik antar wilayah maupun antarstrata-sosial. Digitalisasi yang berkembang pesat erat kaitannya dengan kebutuhan tenaga kerja dengan memanfaatkan Sistem Komunikasi Indonesia dalam penggunaan teknologi khusus, tetapi pendidikan dan pelatihan yang ada belum cukup untuk memenuhi permintaan skill digital yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini. Apabila hal tesebut terus terjadi, dapat menyebabkan kesenjangan perkembangan kemajuan teknologi, sehingga terjadi ketidakmerataan sektor perekonomian, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Kesenjangan digital adalah perbedaan kemampuan individu dalam memanfaatkan teknologi informasi. Kesenjangan ditigal juga mempengaruhi tentang penggunaan sistem komunikasi yang dipakai seperti teknologi. Dimana komunikasi yang diberikan kepada masyarakat bisa berdampak pesat, karena penggunaan teknologi informasi yang sangat mempengaruhinya. Penggunaan sistem komunikasi ini juga berperan penting dalam perkembangan ekonomi yang sudah berjalan dari dulu hingga sekarang. Oleh sebab itu, pemanfaatan sistem komunikasi harus bisa diperbaiki dalam kesenjangan digital ini di bebrbagai daerah yang terkendala dengan infrastruktur yang kurang memadai.
Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (2001) berpendapat bahawa ketimpangan kemajuan digital memiliki perbedaan yang signifikan di tingkat sosial ekonomi bergantung pada berapa besar peluang mereka dalam mendapatkan akses teknologi informasi secara luas dalam sebuah sistem komunikasi. Sementra Onitsuka et al., (2018) mengatakan bahwa kesenjangan digital adalah ketimpangan yang dialami sebagian orang dalam mengakses dan menggunakan teknologi digital yang mengakibatkan orang tersebut sulit dalam menggunakannya, atau ‘gagap teknologi digital’.
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi ekonomi digital yang cukup besar. Berdasarkan data Kementerian Keuangan tahun 2022, Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai ekonomi sebesar USD 70 miliar pada tahun 2021. Tapi sayangnya, Indonesia belum dapat bersaing secara kompetitif di perkembangan teknologi. Berdasarkan data IMD World Digital Competitiveness Ranking, tahun 2021 Indonesia berada pada urutan 53 dari 64 negara.
Sementara itu, kesenjangan digital di Indonesia melampaui infrastruktur, ini melibatkan kurangnya media serta keterampilan terkait konten (Hadi 2018). Dalam penelitiannya mengenai kesenjangan digital pedesaan-perkotaan di Indonesia menyatakan bahwa kurangnya motivasi dan akses material atau kepemilikan yang terbatas karena ketidaksetaraan sosial ini menjadi dasar kesenjangan digital di Indonesia (level satu). Kemudian kurangnya keterampilan dan perbedaan frekuensi atau akses penggunaan digital memperburuk kesenjangan digital (level dua)
Menanggapi dinamika kesenjangan digital yang masih belum terjadi pemerataan di Indonesia, Wakil Ketua MPR, Syariel Hasan mengingatkan pemerintah untuk segera mengatasi kesenjangan digital di indonesia (Digital Divide). Dalam laporan World Economic Forum bertajuk “Global Risks Report 2023,” kesenjangan digital dapat berdampak pada perekonomian global, termasuk Indonesia. Ini tentu menjadi tantangan untuk melakukan akselerasi dan pemerataan ekonomi.
“Perkara kesenjangan digital ini perlu jadi atensi kita bersama. Apalagi dengan potensi UMKM yang tersebar di berbagai wilayah, tidak meratanya akses infrastruktur dan literasi digital akan menjadi hambatan dalam mengejar pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Selain menggenjot pembangunan infrastruktur, literasi digital juga persoalan krusial yang mesti segera diselesaikan. Jika ekosistem digital hanya bertumpu di wilayah perkotaan, maka pembangunan ekonomi juga akan timpang,” ujar Syariel Hasan, Wakil Ketua MPR.
Dengan adanya hambatan tentang tidak meratanya akses infrastruktur, membuat sistem komunikasi yang dilakukan tidak berjalan dengan lancar dan menjadi perbincangan antara wilayah perkotaan dan wilayah dengan akses infrastruktur yang kurang memadai seperti pedesaan. Seharusnya pemanfaatan sistem komunikasi dalam era digital bisa membuat masyarakat lebih mengerti untuk memajukan perekonomian yang ada di berbagai wilayah, sehingga bisa mendapatkan hasil yang sudah ditargetkan.
Hal diatas harus kita ketahui untuk memanfaatkan Sistem Komunikasi Indonesia dalam menggulangi kesenjangan digital tersebut. Seperti penggunaan teknologi, karena dampak yang di hasilkan bisa fatal apabila sampai tidak bisa memanfaatkannya dengan baik.
Mochamad Figo Putra Akbar (1152400083) Ilmu Komunikasi
Drs.Widiyatmo Ekoputro, M.A., Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Editor : Arif Ardliyanto