get app
inews
Aa Text
Read Next : Empat Strategi Menuju Swasembada Nasional 2027, PT Garam Siap Bersaing dengan China dan India

Petani Garam Lokal Teriak! Garam Impor Diduga Disalahgunakan untuk Konsumsi, Ini Kata ASPROGALIN

Jum'at, 18 April 2025 | 06:50 WIB
header img
Seorang petani garam sedang memanen garam.. Foto iNEWSSURABAYA/tangkap layar

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Isu kelangkaan garam industri kembali mencuat dan menjadi sorotan publik. Asosiasi Produsen Garam Lokal Indonesia (ASPROGALIN) menilai ada indikasi skenario dari pengusaha impor untuk membuka kembali kran impor garam, meskipun stok garam impor tahun 2024 sejatinya masih tersedia.

Sekretaris Jenderal ASPROGALIN, Faisal Baidlawi, mengungkapkan bahwa isu kekosongan stok garam industri hanyalah strategi lama yang kembali dimainkan. “Ini lagu lama. Pengusaha garam impor sedang membangun opini bahwa stok kosong, padahal faktanya masih banyak tersedia,” tegas Faisal, Jumat (18/4/2025).

Faisal menduga, skenario tersebut tidak hanya bertujuan untuk membuka kembali izin impor, tetapi juga untuk merembeskan garam industri ke pasar konsumsi. Ia menilai hal ini sangat membahayakan, karena garam impor diperuntukkan hanya untuk kebutuhan industri, bukan konsumsi masyarakat.

Menurut Faisal, salah satu indikasi kuat adanya pelanggaran adalah penyatuan lokasi antara gudang penyimpanan garam impor dan lokasi produksi. “Coba bayangkan, gudang dan produksi disatukan. Ini sangat memudahkan mereka menyalahgunakan garam industri untuk konsumsi. Ini jelas menyalahi aturan,” ujarnya.

Faisal bahkan menantang pemerintah untuk mengaudit perusahaan-perusahaan penerima kuota impor. “Saya ingin lihat, apakah ada perusahaan yang memiliki gudang terpisah dari lokasi produksinya? Saya yakin tidak ada. Semua sudah diskenariokan demi mendapatkan kuota impor tambahan,” tambahnya.

ASPROGALIN juga menyoroti dampak besar yang akan dirasakan oleh petani garam lokal jika praktik ini terus dibiarkan. “Kalau pemerintah terus mengakomodasi kepentingan importir, petani garam lokal akan semakin terpinggirkan,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan PT Unichem, Raharjo, membantah tudingan bahwa pihaknya sengaja menahan distribusi garam impor. Ia menegaskan bahwa stok garam impor milik PT Unichem dari kuota tahun 2024 telah habis terpakai.

“Tidak benar kalau kami sengaja menahan stok untuk mendapatkan kuota baru. Faktanya, stok garam kami memang sudah habis,” ujar Raharjo saat dikonfirmasi.

Situasi ini menjadi ujian bagi ketegasan pemerintah dalam menjaga kedaulatan pangan dan mendukung petani garam lokal. Transparansi distribusi garam impor dan penegakan aturan sangat dibutuhkan agar tidak terjadi penyalahgunaan dan manipulasi pasar oleh oknum pengusaha.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut