Mimpi di Balik Roda Becak, Perjuangan Anak Tukang Becak Meraih Gelar Magister
Namun ujian hidup belum berhenti sampai di situ. Di semester tiga magisternya, ia didiagnosa mengidap fibroid tumor jinak yang memaksanya menjalani operasi berat.
"Saya percaya Allah sayang pada saya karena memberi ujian ini," ujar Siti tegar sambil mengenang masa-masa sulit itu.
Kini rutinitasnya berubah, ia harus naik becak setiap hari ke kampus becak milik ayahnya sendiri yang dulu hanya dianggap sebagai alat penghidupan biasa kini menjadi kendaraan perjuangan menuju masa depan cerah.
"Ada orang yang melihat kami bersama bapak dan mengira saya hanyalah penumpangnya saja," kenangnya sambil meneteskan air mata haru.
Sebagai hadiah terindah sebelum wisuda, Siti menerbitkan buku berjudul “Mahir Berpidato” melalui Ruang Karya sebuah karya nyata hasil kerja kerasnya selama ini.
Kisah hidupnya kini menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah akhir dari segalanya; justru itu adalah awal dari sebuah perjalanan luar biasa menuju impian besar.
"Saya ingin membuktikan kepada dunia bahwa anak tukang becak pun mampu meraih bintang-bintang," tutup Siti penuh keyakinan dalam suaranya yang lembut namun kuat menggema dalam hati semua pendengarnya
Editor : Ali Masduki