get app
inews
Aa Text
Read Next : Sport Science Jadi Kunci Prestasi, Ini Strategi Baru KONI Jawa Timur

Dorong Pemanfaatan Teknologi, GoTo Impact Foundation Buat Inovasi Agribisnis Kopi Berkelanjutan

Rabu, 07 Mei 2025 | 14:22 WIB
header img
GoTo Impact Foundation meluncurkan inovasi agribisnis kopi berkelanjutan di Desa Ketindan, Malang. Foto iNEWSSURABAYA/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Upaya mendorong pertumbuhan UMKM dan pertanian berkelanjutan dilakukan GoTo Impact Foundation (GIF) dengan meluncurkan inovasi agribisnis kopi melalui program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 bertajuk "Gandrung Tirta". Program ini memadukan teknologi Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan pemberdayaan masyarakat di Desa Ketindan, Malang. 

Sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia, Indonesia masih menghadapi tantangan produktivitas. Saat ini, produktivitas kopi Indonesia hanya menempati peringkat ke-14 dunia. Di Desa Ketindan sendiri, produktivitas 200 petani kopi fine robusta baru mencapai 43%, angka yang masih jauh dari optimal dalam memenuhi permintaan pasar.

Ketua GoTo Impact Foundation, Monica Oudang, menekankan pentingnya membangun kapasitas dan keberanian masyarakat untuk menciptakan perubahan berkelanjutan.

“Perubahan sistemik bukan hanya soal solusi, tapi soal pemberdayaan. Dengan dukungan intensif di Catalyst Changemakers Lab (CCLab), kami dorong para changemakers untuk berinovasi secara kolektif,” ungkap Monica.

Sebagai langkah awal, tiga UMKM melakukan konsorsium untuk membangkitkan ekonomi. Mereka adalah Gandrung Tirta, yang berkolaborasi dengan Agroniaga, BIOPS Agrotekno, FAM Rural, dan Rise Social, mengusung tiga strategi utama dalam pengembangan agribisnis kopi berkelanjutan:

1. Teknologi Pertanian: Pemanfaatan IoT dan AI membantu petani memantau kesehatan tanaman dari jarak jauh, mengoptimalkan penggunaan pupuk dan pestisida, serta mengurangi risiko gagal panen.

2. Pengelolaan Limbah Organik: Ibu rumah tangga diberdayakan untuk mengolah limbah kulit kopi menjadi produk bernilai ekonomi seperti dompet, bingkai kacamata, dan jam tangan. Limbah kopi dan kotoran ternak juga dimanfaatkan kembali menjadi pupuk cair dan padat.

3. Pemberdayaan Lembaga & Pemuda: Pelatihan dan edukasi tentang budidaya kopi berkelanjutan, kewirausahaan, dan pengelolaan kelembagaan untuk memperkuat kapasitas kelompok tani dan generasi muda desa.

Nasrullah Aziz, perwakilan konsorsium Gandrung Tirta, menargetkan peningkatan praktik budidaya kopi berkelanjutan hingga 80%, serta produktivitas kopi naik 18% pada tahun pertama. Dengan itu, pendapatan petani diproyeksikan meningkat hingga 15%.

Kepala BAPPEDA Kabupaten Malang, Ir. Tomie Herawanto, MP., menyatakan dukungannya terhadap program Gandrung Tirta sebagai mitra strategis dalam mencapai target indeks ekonomi hijau sebesar 66,84% pada 2045.

“Pengembangan agribisnis harus menjamin keberlanjutan lingkungan dan SDM. Kami mengajak semua pihak berkolaborasi demi transformasi ekonomi hijau dan kesejahteraan masyarakat,” tegas Tomie.

Peluncuran Gandrung Tirta di Malang merupakan bagian akhir dari rangkaian implementasi program CCE 3.0 yang sebelumnya telah dilakukan di Magelang, Lombok Tengah, dan Belitung. Setiap lokasi menghadirkan solusi lokal berbeda, dari pertanian regeneratif hingga ekowisata dan budidaya ikan pascatambang.

GoTo Impact Foundation menargetkan bahwa dalam satu tahun ke depan, seluruh inisiatif ini dapat tumbuh secara mandiri dan berdampak luas bagi masyarakat.

“Ini adalah momen penting untuk menunjukkan bahwa kolaborasi, semangat gotong royong, dan teknologi bisa menjadi kekuatan perubahan. Kini saatnya kita Berani untuk Berdaya, melangkah lebih jauh dari pola lama yang menghambat kemajuan,” tutup Monica.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut