Program MBG Bukti Nyata Komitmen Pemerintah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

SURABAYA – Kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas utama dalam pemerintahan Prabowo – Gibran. Melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah berupaya mencetak generasi berkualitas yang siap menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045.
Sosialisasi Program MBG digelar di Balai Warga Tubanan Baru Blok I, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya, pada Selasa, 13 Mei 2025. Acara yang dihadiri sekitar 300 peserta dan tokoh masyarakat setempat ini dimulai pukul 12.30 WIB.
Mengusung tema “Bersama Mewujudkan Generasi Sehat Indonesia,” sosialisasi ini dihadiri oleh anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional (BGN), Imam Bachtiar Farianto, serta Dosen Prodi S1 Gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Paramita Viantry.
Pemerintah bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional terus memperluas pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis. Program ini diharapkan dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan kuat.
Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, menegaskan bahwa Program MBG bertujuan memberikan dampak positif yang nyata bagi generasi mendatang, khususnya dalam 10 hingga 20 tahun ke depan.
“Mari kita dukung dan sukseskan program ini bersama Badan Gizi Nasional sebagai bagian dari upaya bersama mewujudkan Generasi Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli BGN, Imam Bachtiar Farianto, memastikan bahwa makanan yang disajikan telah memenuhi standar gizi yang ditetapkan, termasuk kebutuhan protein, vitamin, mineral, dan energi yang cukup.
“Menu dalam Program MBG disusun berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan standar gizi dari Badan Gizi Nasional, guna memastikan setiap penerima manfaat mendapatkan asupan gizi yang optimal,” jelas Imam.
Selain aspek gizi, Program MBG juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tenaga operasional dapur direkrut dari warga setempat, sehingga keberadaan SPPG tidak hanya meningkatkan status gizi masyarakat, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi komunitas lokal.
“Saat ini, delapan SPPG telah beroperasi di Kota Surabaya, dan jumlah ini diharapkan terus bertambah seiring meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat,” tambah Imam.
Sementara itu, Dosen Prodi S1 Gizi UNUSA, Paramita Viantry, mengungkapkan bahwa permasalahan gizi di Indonesia meliputi kekurangan gizi, defisiensi zat gizi mikro, serta kelebihan berat badan atau obesitas.
“Program MBG merupakan upaya strategis untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui perluasan akses terhadap makanan bergizi seimbang, serta pemenuhan kebutuhan energi dan zat gizi makro dan mikro,” jelas Paramita.
Program MBG mengacu pada standar gizi, standar makanan, prinsip keamanan pangan, dan dilengkapi dengan contoh resep yang disusun berdasarkan angka kecukupan gizi makro untuk setiap kelompok sasaran. Penyusunannya menerapkan prinsip gizi seimbang dan memanfaatkan bahan pangan lokal.
Editor : Ali Masduki