get app
inews
Aa Text
Read Next : Parade Surabaya Vaganza 2025 Jadi Momen Taruna AAL Reuni Singkat dengan Keluarga

Hari Jadi Surabaya, Forkom Jurnalis Nahdliyin dan GP Ansor Ziarah Makam Wali Kota Pertama Surabaya

Sabtu, 31 Mei 2025 | 12:06 WIB
header img
FJN dan GP Ansor Surabaya melaksanakan ziarah ke makam dr. Radjamin Nasution di TPU Rangkah, Surabaya. Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Bulan Mei selalu menjadi momen istimewa bagi warga Kota Surabaya. Berbagai rangkaian acara meriah mewarnai perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) yang tahun ini genap berusia 732 tahun. 

Mulai dari pameran, parade Surabaya Vaganza, festival kuliner khas, hingga diskon belanja, semuanya memeriahkan suasana kota. Namun Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) dan Gerakan Pemuda Ansor (GP) Surabaya memiliki jalan berbeda dengan masyarakat Surabaya pada umumnya.

Bertepatan Puncak perayaan Hari Jadi Kota Surabaya pada 31 Mei di Balai Kota Surabaya, FJN dan GP Ansor Surabaya melaksanakan ziarah ke makam dr. Radjamin Nasution di TPU Rangkah, Surabaya. 

Radjamin Nasution adalah sosok penting dalam sejarah Kota Surabaya sebagai Wali Kota pertama yang memimpin kota ini pasca kemerdekaan.

Muhamad Didi Rosadi, Ketua Umum FJN sekaligus Pengurus Wilayah GP Ansor Jawa Timur, menuturkan bahwa kegiatan ziarah makam ini merupakan bentuk penghormatan kepada dr. Radjamin Nasution, yang telah memberikan jasa besar sebagai pemimpin Kota Surabaya di masa awal kemerdekaan. 

"Pengabdiannya sebagai dokter, birokrat, dan pejuang kemerdekaan sangat layak dikenang dan dihormati," tuturnya usai ziarah di Makam Rangkah, Kenjeran, Surabaya, Sabtu (31/5/2025).

Profil Radjamin Nasution

Radjamin Nasution lahir pada 15 Agustus 1892 di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Ia menempuh pendidikan kedokteran di Stovia, Batavia (sekarang Jakarta), dan merupakan kolega dr. Soetomo, pendiri organisasi pergerakan Boedi Oetomo. Setelah lulus, Radjamin mendapat penugasan di berbagai daerah hingga akhirnya menetap di Surabaya pada 1929.

Karirnya sebagai birokrat dimulai sejak era kolonial Belanda, termasuk menjadi anggota Dewan Kota Surabaya pada 1931 dan Kepala Bea dan Cukai Surabaya pada 1938. Pada masa pendudukan Jepang, ia diangkat sebagai wakil wali kota dan kemudian menggantikan jabatan wali kota setelah Jepang menyerah.

Pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Radjamin Nasution resmi menjadi Wali Kota Surabaya dengan restu Presiden Soekarno. 

Ia dikenal tidak hanya sebagai pemimpin pemerintahan, tetapi juga sebagai pejuang kemerdekaan yang aktif memberikan perawatan medis kepada para pejuang yang terluka dan memimpin operasi pengungsian rakyat Surabaya ke daerah aman seperti Mojokerto dan Tulungagung.

Warisan dan Jasa Radjamin Nasution untuk Surabaya

1. Pemindahan Makam Pahlawan

Radjamin Nasution menginisiasi pemindahan makam pahlawan dari lokasi awal di Simpang ke Lapangan Canna. Langkah ini bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan juga upaya untuk memberikan penghormatan yang lebih layak dan terorganisir kepada para pahlawan. 

Lokasi baru ini kemudian dikenal sebagai Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, yang menjadi simbol kebanggaan dan penghormatan bagi para pejuang bangsa.

2. Pendiri Klub Sepakbola SKVB

Selain kiprahnya di bidang pemerintahan, Radjamin juga aktif dalam dunia olahraga, khususnya sepakbola. Ia mendirikan Soerabajasche Kantor Voetbalbond (SKVB), yang kemudian menjadi bagian penting dari klub sepakbola Persebaya. 

Tidak hanya sebagai pendiri, Radjamin juga memimpin klub tersebut sebagai Presiden Persebaya pada periode 1950 hingga 1953, memperkuat fondasi olahraga di Surabaya.

3. Yayasan Kas Pembangunan Kota Surabaya (YKP)

Radjamin Nasution juga dikenal sebagai pendiri Yayasan Kas Pembangunan Kota Surabaya (YKP), sebuah lembaga yang hingga kini masih aktif berkontribusi dalam pembangunan dan kemajuan kota Surabaya. 
Yayasan ini menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung berbagai program pembangunan yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat.

4. Anggota DPR RI

Setelah masa jabatannya sebagai wali kota, Radjamin Nasution terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada pemilu pertama tahun 1955. 

Ia mewakili daerah pemilihan Jawa Timur, menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap kapasitas dan dedikasinya dalam mengabdi untuk bangsa di tingkat nasional.

Radjamin wafat pada 10 Februari 1957 dan dimakamkan di TPU Rangkah, Surabaya, sesuai keinginan keluarga yang memilih kesederhanaan.

Nasionalisme dan Teladan Kepemimpinan

Menurut Didi Rosadi, nasionalisme dan kesederhanaan dr. Radjamin Nasution adalah teladan yang sangat berharga bagi birokrat dan pemimpin masa kini. 

"Meskipun banyak yang mengusulkan gelar pahlawan nasional untuk beliau, keluarga memilih untuk tidak mengangkat hal tersebut, menunjukkan sikap rendah hati yang patut dicontoh," ujarnya.

Jurnalis di salah satu media Surabaya itu juga berharap Pemerintah Kota Surabaya, khususnya Wali Kota Eri Cahyadi, dapat memberikan penghormatan lebih kepada Radjamin Nasution, seperti tradisi ziarah yang dilakukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Gubernur pertama Jatim.

Menghormati Sejarah, Menyongsong Masa Depan

Di tengah kemeriahan perayaan Hari Jadi Kota Surabaya ke-732, mari kita bersama-sama mengenang jasa dan pengabdian dr. Radjamin Nasution, Wali Kota Surabaya pertama yang telah meletakkan fondasi penting bagi kemajuan kota ini. 

"Semoga semangat nasionalisme dan kepemimpinan beliau menjadi inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang," tutup Didi Rosadi
 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut