Kopi Indonesia Kembali Raih Hati Jepang di World Expo 2025
OSAKA, iNewsSurabaya.id - Aroma kopi Mandheling, Toraja, dan Bali Kintamani menyapa pengunjung Paviliun Indonesia (Pavindo) di World Expo 2025 Osaka. Bukan sekadar minuman, kopi Indonesia hadir sebagai duta budaya dan ekonomi Indonesia, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Pengembangan Perkopian (KAPPI).
Kehadiran kopi Indonesia di pameran internasional tersebut merupakan bagian dari tema Pavindo, "Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future."
Sejak pembukaan World Expo, KAPPI telah menampilkan beragam jenis kopi unggulan Indonesia, menawarkan pengalaman sensori yang tak terlupakan sekaligus menceritakan kisah di baliknya, dari petani hingga barista. Upaya ini bertujuan membangun ekosistem kopi yang inklusif dan berkelanjutan.
Namun, KAPPI tak hanya berhenti pada presentasi kopi. Untuk memperkuat posisi kopi Indonesia di pasar Jepang, KAPPI akan menggelar Business Forum bertajuk "Comeback with Confidence: Bringing Indonesian Coffee Back to the Heart of Japan" pada 19 Juni 2025 di Pavindo.
Forum ini menjadi momentum penting bagi industri kopi Indonesia untuk merebut kembali hati konsumen Jepang.
"Kami percaya bahwa kopi Indonesia bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang cerita, nilai, dan keberlanjutan yang melekat padanya," ujar Roby Wibisono, perwakilan KAPPI.
"Melalui forum ini, kami ingin membangun kepercayaan pasar dan membuktikan bahwa kopi Indonesia siap bersaing di tingkat global, khususnya pasar Jepang," sambungnya.
Business Forum ini akan memfokuskan diskusi pada strategi pemulihan citra kopi Indonesia di Jepang, peluang investasi baru, dan pengembangan rantai pasok yang lebih hijau dan adil.
KAPPI berharap forum ini akan menghasilkan kerja sama bisnis yang konkret dan membuka jalan bagi ekspansi kopi Indonesia ke pasar Jepang dan internasional.
Kehadiran KAPPI di World Expo 2025, dengan penyelenggaraan Business Forum, merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global.
Harapannya, kopi Indonesia akan semakin dikenal dan dihargai, bukan hanya karena citarasanya yang khas, tetapi juga karena nilai-nilai keberlanjutan dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
Editor : Ali Masduki