get app
inews
Aa Text
Read Next : Mahasiswi Surabaya Raih Juara 1 Asian Student Fashion Week 2025

Dua Sisi Kehidupan Terungkap dalam Satu Panggung Petra Theatre

Senin, 16 Juni 2025 | 12:13 WIB
header img
Pementasan drama"Going Home" dan "Customer is King" di Petra Performance Hall, Sabtu (14/6/2025). Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabayaPetra Theatre, komunitas teater dari English for Creative Industry (ECI) Petra Christian University (PCU), sukses memukau ratusan penonton dengan pementasan dua drama kontras: "Going Home" dan "Customer is King" di Petra Performance Hall, Sabtu (14/6/2025). Kedua drama, yang disutradarai oleh mahasiswa dan alumni ECI,  mengajak penonton merenungkan nilai-nilai kehidupan dalam konteks realitas modern.

"Going Home," yang dipentaskan pukul 16.00-17.00 WIB, mengisahkan konflik antara Renata dan ibunya, Suryani, yang memiliki pandangan berbeda tentang agama dan keimanan. Suryani, yang menyimpan dendam masa lalu, sering mengingatkan Renata untuk mendekatkan diri pada Tuhan.  

Namun, Renata mempertanyakan praktik keagamaan yang hanya berfokus pada ritual tanpa diimbangi tindakan nyata untuk sesama. Konflik semakin pelik ketika Suryani merasa akan meninggal dalam tiga hari.

"Persiapannya sudah sejak bulan April lalu, melibatkan mahasiswa lintas angkatan dari 2021 hingga 2024," ungkap Olivia Agatha, sutradara "Going Home" dan alumni ECI 2018.  

"Ini pengalaman pertama saya menyutradarai, cukup menantang. Tapi tim yang solid sangat membantu," lanjutnya.  

Panggung "Going Home," yang menampilkan ruang tamu dengan ornamen salib dan pintu warna-warni, menciptakan suasana yang menarik.

Berbeda dengan "Going Home," drama "Customer is King" (19.00-20.00 WIB) mengangkat tema profesionalisme dan empati di dunia kerja.  

Drama ini menceritakan Helga, resepsionis hotel yang terjebak di antara tuntutan sistem yang mengutamakan kepuasan pelanggan ("Customer is King") dan suara hati nuraninya.  Konflik muncul ketika Helga bertemu tamu yang depresi dan ingin bunuh diri.

Sutradara "Customer is King," Saranietha Kadang, mahasiswa ECI semester akhir, menjelaskan, bahwa kisah ini bukan fiksi, melainkan cerminan realitas. 

"Sistem profesionalisme seringkali menuntut kita membungkam empati demi efisiensi dan penilaian baik," kata dia. Lonceng di meja resepsionis menjadi simbol tekanan profesionalisme.  Tapi, suara lonceng itu berubah menjadi teriakan minta tolong saat tamu depresi datang.

Respon penonton terhadap kedua drama sangat positif. Tepuk tangan meriah dan diskusi hangat pasca pertunjukan menunjukkan betapa dramanya berhasil menyentuh hati dan memicu renungan.  Pertanyaan besar yang ditinggalkan: "Jika kita di posisi Helga, apa yang akan kita pilih: kapitalisme atau humanisme?"

Kedua drama ini membuktikan kualitas karya sutradara muda berbakat.  Olivia dan Saranietha, dengan visi dan kreativitasnya,  menunjukkan potensi besar dalam mengembangkan industri kreatif Indonesia, khususnya performing arts.  

Karya mereka yang mendalam dan memukau menjadi bukti bahwa panggung teater di Indonesia tetap hidup dan relevan.
 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut