Tren Baru Kafe yang Pelihara Inklusi
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Meningkatnya jumlah kafe yang mempekerjakan penyandang disabilitas, khususnya individu dengan down syndrome, sebagai barista mendapat apresiasi positif. Vitriani Sumarlis, S.Psi, M.Si, Psikolog, ahli Curriculum Implementation, Monitoring & Evaluation di Sekolah Cikal, melihat tren ini sebagai langkah maju dalam mendorong inklusi sosial.
Di Surabaya, Midtown Hotels Indonesia juga melibatkan teman-teman tuli sebagai barista Kopi Tutur Rasa. Vitri mengatakan bahwa keberadaan kafe-kafe tersebut memberikan kesempatan bagi individu dengan down syndrome untuk mengembangkan kemandirian dan berkontribusi pada masyarakat.
"Saya sangat mengapresiasi kesempatan yang diberikan. Ini memberikan kesempatan bagi individu dengan kebutuhan khusus untuk berkarya, berpartisipasi, dan memberikan kontribusi," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kafe-kafe ini juga menunjukkan kemampuan individu dengan down syndrome untuk meraih kemandirian ekonomi.
Namun, Vitri menegaskan pentingnya apresiasi dan pengakuan atas kemampuan individu dengan down syndrome di tempat kerja.
"Jika kita sudah menerima peran barista yang diampu oleh individu dengan down syndrome, maka masyarakat harusnya sudah blending. Artinya, tidak terbatas pada komunitas dan keluarga mereka," jelasnya.
Menurutnya, inklusivitas sejati terwujud ketika masyarakat mengakui kemampuan individu dengan kebutuhan khusus.
"Kalau kita mau bicara inklusif, kita tidak hanya mengajak mereka berpartisipasi, tetapi kita perlu acknowledged kemampuannya. Misalnya, dengan memuji kualitas kafe dan minumannya," tambah Vitri.
Ia berharap kunjungan ke kafe-kafe ini sama seperti kunjungan ke kafe biasa, tanpa adanya pembedaan atau perlakuan khusus.
Tren positif ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak usaha untuk memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, sekaligus mendorong penerimaan dan pemahaman masyarakat terhadap inklusi sosial.
Editor : Ali Masduki