Perang Iran-Israel, Benarkah Ekonomi Indonesia Terancam?
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Memanasnya konflik antara Iran dan Israel menimbulkan kekhawatiran akan dampak ekonomi global dan nasional. Prof Rossanto Dwi Handoyo, guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR), memaparkan analisisnya terkait hal ini.
Prof Rossanto menjelaskan bahwa perang tersebut berpotensi mengganggu supply dan demand minyak dunia, mengingat Iran sebagai salah satu pengekspor minyak terbesar.
"Perang ini berpotensi meningkatkan harga minyak, otomatis biaya produksi juga meningkat," ujarnya.
Hal itu, menurutnya, akan berdampak pada inflasi global, terutama jika konflik berlangsung lama. "Kalau konflik ini bertahan lama, dunia akan mengalami stagflation," tambahnya.
Selain itu, letak geografis Iran dan Israel sebagai jalur pelayaran ekspor dunia juga menjadi perhatian. Konflik di wilayah tersebut dapat memaksa negara-negara mencari jalur alternatif yang lebih jauh dan mahal, mengganggu rantai pasok global.
"Ketegangan ini akan memberikan risiko terhadap ketidakpastian ekonomi global. Investor akan berpikir panjang untuk berinvestasi," papar Prof Rossanto.
Di tingkat domestik, Indonesia sebagai pengimpor minyak akan terdampak kenaikan harga minyak dunia. Meskipun neraca perdagangan Indonesia surplus, perang ini dapat memperkecil surplus tersebut.
"Ekspor kita ke Timur Tengah memang kecil, tetapi Timur Tengah adalah jalur pelayaran ke Eropa. Kalau ada masalah, biaya logistik ke Eropa akan semakin mahal," jelasnya.
Untuk mengantisipasi dampak negatif, Prof. Rossanto menyarankan pemerintah untuk mengambil beberapa langkah.
"Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mengamankan pasar dalam negeri dengan mengurangi impor, dan mengganti produk impor dengan produk dalam negeri," sarannya.
Ia juga menyarankan penggunaan instrumen kebijakan fiskal dan moneter, dengan kebijakan fiskal yang restriktif dan kebijakan moneter yang ekspansif, misalnya dengan menurunkan suku bunga untuk meningkatkan investasi dan kredit modal kerja.
"Sudah saatnya Indonesia mengandalkan kekuatan dalam negeri karena ekonomi internasional penuh dengan ketidakpastian," tutupnya.
Editor : Ali Masduki