Kenali Gejala Keracunan Obat pada Anak dan Tindakan Pertama

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kasus keracunan obat anak balita akhir-akhir ini meningkat, baik di Indonesia maupun negara lain seperti Australia. Untuk mencegah hal serupa, Dr. Imaina Widagdo, peneliti di Quality Use of Medicines and Pharmacy Research Centre, University of South Australia, memberikan beberapa tips penting.
Imaina, yang juga alumnus Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) dan Dosen Kasual Magister Farmasi Klinis Ubaya, menjelaskan bahwa keracunan seringkali terjadi karena anak secara tidak sengaja menemukan dan mengonsumsi obat yang tersimpan sembarangan.
"Anak-anak memiliki kebiasaan memasukkan benda ke mulut. Jika yang ditemukan adalah obat, mereka bisa mengonsumsinya dengan dosis yang tidak tepat," jelasnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya menyimpan obat di tempat aman, terpisah dari makanan dan minuman, serta selalu memeriksa tanggal kadaluwarsa.
Kesalahan dosis juga menjadi faktor utama keracunan. Tubuh anak yang masih berkembang dapat bereaksi berbeda terhadap obat tertentu.
Imaina menyarankan orang tua untuk berkonsultasi dengan apoteker untuk memastikan cara mengukur dosis yang benar.
"Jangan gunakan sendok makan atau sendok teh, karena bisa menyebabkan dosis berlebihan atau kurang. Gunakan sendok takar atau spuit (syringe) mililiter yang terstandar," tegasnya.
Jika anak diduga mengalami keracunan obat, seperti mengonsumsi obat kadaluwarsa atau obat orang dewasa, segera hubungi tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama.
"Namun, jika anak menunjukkan gejala serius seperti kesulitan bernapas atau diare terus-menerus, segera bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD)," imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa anak yang pernah mengalami keracunan obat berisiko mengalaminya kembali, sehingga pencegahan keracunan yang ketat sangat penting.
Editor : Ali Masduki