Angka Fantastis! Rp19,8 Miliar BLT DBHCHT Disalurkan untuk Buruh Rokok Jatim
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan buruh rokok. Sebanyak 15.000 pekerja industri tembakau di berbagai wilayah Jatim menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dengan total anggaran mencapai Rp19,88 miliar.
Penyaluran BLT tersebut salah satunya dilakukan di PT HM Sampoerna Tbk., Fasilitas Produksi Rungkut 2 Surabaya, dengan jumlah penerima sebanyak 2.592 buruh. Setiap pekerja memperoleh bantuan senilai Rp1.325.900.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir langsung dalam acara penyerahan simbolis bantuan. Ia menjelaskan bahwa pencairan dana ini merupakan hasil perjuangan panjang dengan pihak Kementerian Keuangan.
“Biasanya, sisa anggaran DBHCHT harus dikembalikan ke pusat, jumlahnya sekitar Rp160 miliar. Tapi setelah negosiasi, disetujui sebagian bisa disalurkan dalam bentuk BLT kepada buruh rokok. Ini bentuk kepedulian kita terhadap mereka yang selama ini jadi bagian penting dalam industri tembakau,” ujar Khofifah, Kamis (4/7/2025).
Khofifah menambahkan bahwa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, jumlah penerima BLT dan nominal bantuan mengalami peningkatan signifikan.
“Tahun ini kita salurkan Rp19,8 miliar untuk sekitar 15 ribu penerima. Ini artinya tidak hanya lebih banyak yang menerima, tapi nominal bantuannya juga naik,” katanya.
Pihak perusahaan juga menyambut baik program ini. Kepala Hubungan Regional dan Keberlanjutan PT HM Sampoerna Tbk., Arief Triastika, mengungkapkan bahwa bantuan ini memberikan efek ganda, baik dari sisi kesejahteraan buruh maupun motivasi perusahaan.
“BLT ini memberi dampak langsung pada para pekerja kami. Selain itu, juga menjadi semangat bagi kami untuk terus mendukung pertumbuhan industri yang berkelanjutan di Jawa Timur,” ujarnya.
PT HM Sampoerna sendiri memiliki enam fasilitas produksi di Jatim dan bekerja sama dengan 21 Mitra Produksi Sigaret (MPS), mayoritas bergerak di sektor Sigaret Kretek Tangan (SKT). Industri ini terbukti menyerap puluhan ribu tenaga kerja secara langsung, serta memberikan dampak ekonomi yang sangat luas.
Arief juga mengutip hasil riset dari Universitas Airlangga (2022), yang menyatakan bahwa industri SKT memiliki efek ekonomi berganda hingga 3,8 kali.
“Setiap Rp1.000 dari industri SKT menghasilkan perputaran ekonomi sebesar Rp3.800. Ini terlihat dari tumbuhnya berbagai sektor di sekitar pabrik, mulai dari warung makan, tempat kos, transportasi, hingga UMKM,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kolaborasi harmonis antara pemerintah provinsi dan pelaku industri selama ini menjadi fondasi penting dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif.
“Dukungan dari Ibu Gubernur sangat berarti bagi kami. Ini adalah bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah dan industri bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan kompetitif,” tutup Arief.
Editor : Arif Ardliyanto