Diponegoro Hero, Film AI Pertama Bertema Pahlawan Nasional Tayang Jelang HUT RI ke-80
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Dunia perfilman Indonesia menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 dengan cara yang luar biasa. Sebuah film bertajuk “Diponegoro Hero” resmi diluncurkan sebagai persembahan untuk mengenang semangat juang Pangeran Diponegoro sekaligus memperingati 200 tahun Perang Jawa (1825–2025).
Disutradarai dan diinisiasi oleh King Bagus, film ini menjadi film bertema Pahlawan Nasional pertama di dunia yang dibuat menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Diproduksi oleh Mars Media, film berdurasi 30 menit ini menyuguhkan kisah kepahlawanan melalui pendekatan visual generatif AI, menciptakan pengalaman sinematik yang edukatif dan penuh makna spiritual.
Berbeda dari dokumenter konvensional, "Diponegoro Hero" menyajikan perjalanan heroik Pangeran Diponegoro dengan pendekatan visual canggih yang mampu menyentuh emosi penonton, terutama generasi muda. Film ini dirancang bukan sekadar untuk ditonton, tetapi untuk dirasakan dan dimaknai secara mendalam.
"Sejarah tidak cukup hanya dibaca di buku pelajaran. Lewat teknologi AI, kami ingin generasi muda melihat dan merasakan langsung semangat perjuangan para pahlawan," ujar King Bagus kepada awak media saat peluncuran film.
Untuk memastikan bahwa narasi sejarah yang disampaikan tetap autentik, Mars Media menggandeng Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra PADI) sebagai penasihat historis. Kolaborasi ini bertujuan menjaga keaslian cerita serta menyisipkan nilai-nilai luhur perjuangan dalam setiap adegan.
"Film ini bukan sekadar hiburan. Ini adalah media edukasi yang membangkitkan semangat patriotisme, cocok untuk pelajar, guru, hingga masyarakat umum," lanjut King Bagus.
Hadirnya film ini menandai babak baru dalam dunia edukasi sejarah di Indonesia. Melalui teknologi AI, sejarah tak lagi terjebak dalam teks dan angka, tetapi hidup dalam format audio-visual yang memikat dan sesuai dengan gaya belajar era digital.
Film "Diponegoro Hero" diharapkan menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, memperkuat identitas kebangsaan di tengah arus modernisasi.
“Inilah cara baru kita mengenalkan sejarah kepada generasi digital. Film ini jadi kombinasi ideal antara teknologi dan nilai-nilai kepahlawanan,” pungkas King Bagus.
Editor : Arif Ardliyanto