Integrasi Edukasi Iklim di Sekolah, Kampung Edukasi Sampah Jadi Inspirasi Gerakan Hijau di Jatim
Seluruh pendekatan ini tidak hanya mendukung upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, tetapi juga selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Sesi diskusi berlangsung dinamis. Peserta mengajukan pertanyaan seputar instalasi IPAL sederhana di sekolah, pemanfaatan panel surya, serta cara mengolah sampah organik seperti daun dan buah pohon. Pembahasan mengerucut pada pemanfaatan kompos Takakura dan pengembangan kebun edukasi sekolah sebagai laboratorium mini perubahan perilaku.
Dalam simulasi kelompok, peserta diminta menyusun peta risiko iklim sekolah, serta membuat poster aksi ramah lingkungan yang akan diterapkan di lingkungan satuan pendidikan masing-masing.
Koordinator INOVASI Jawa Timur menegaskan pentingnya peran kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun kesadaran lingkungan:
“Ketika kepala sekolah memiliki visi ekologis, maka sekolah akan menjadi pusat pembelajaran yang bukan hanya unggul secara akademik, tapi juga tangguh secara sosial dan ekologis.” katanya.
Lokakarya ini bukan sekadar pelatihan teknis. Ia menjadi pengingat bahwa sekolah adalah ladang menanam kesadaran iklim sejak dini. Kampung Edukasi Sampah telah menunjukkan bahwa perubahan besar bisa bermula dari tindakan kecil – dari memilah sampah, menanam pohon, hingga menciptakan budaya cinta lingkungan di lingkungan belajar.
Editor : Arif Ardliyanto