UM Surabaya Terjunkan 1.133 Mahasiswa KKN, Dorong Hilirisasi Inovasi hingga Mancanegara
Beragam inovasi diterjunkan ke lapangan, mulai dari: Mesin penggoreng kacang dari drum bekas, Alat destilasi serai untuk minyak roll-on, Kompor ramah lingkungan berbahan limbah jelantah, Alat semprot hama otomatis, Solar panel untuk penerangan desa, Mesin pencacah pakan ternak, aplikasi kesehatan berbasis web, Iron shovel untuk pengolahan sampah, Mesin penggiling kotoran kambing jadi pupuk dan Mesin pengering kerupuk samiler
Semua alat dirancang agar mudah dioperasikan masyarakat dan memanfaatkan sumber daya lokal.
Dr. Mundakir menekankan pentingnya KKN sebagai ruang aktualisasi diri mahasiswa. “Ini bukan sekadar program wajib. Mahasiswa harus mampu menunjukkan kompetensi keilmuan, kreativitas, serta kemampuan memimpin dan beradaptasi dengan masyarakat. Mereka ditantang menyusun solusi berbasis riset yang bisa diimplementasikan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Riset dan Inovasi Pengabdian Masyarakat (LRIPM) UM Surabaya, Arin Setyowati, menyebut KKN 2025 sebagai langkah nyata mempertemukan “dunia kampus” dengan “dunia nyata”.
“Kami dorong kolaborasi lintas prodi agar mahasiswa bisa menangani persoalan dari berbagai sisi. Pendampingan juga kami siapkan, agar inovasi yang dibawa benar-benar bisa diadopsi masyarakat,” jelas Arin.
Keikutsertaan mahasiswa dalam KKN luar negeri tak sekadar bentuk pengabdian, melainkan juga upaya diplomasi budaya dan penguatan jejaring internasional. Kehadiran mahasiswa UM Surabaya di berbagai negara diharapkan membuka ruang kerja sama baru serta memperluas perspektif global mahasiswa.
Editor : Arif Ardliyanto